SUARA CIREBON – Penata Ahli Muda Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Juwanda, mengatakan, musim hujan yang terjadi di Kabupaten Cirebon tahun ini, masuk kategori ekstrem.
Berdasarkan informasi dari BMKG, lanjut Juanda, hujan dengan intensitas tinggi masih akan terjadi dalam satu dasarian atau 10 hari ke depan. Ia berharap, cuaca dalam satu dasarian ke depan hingga seterusnya tidak sampai menjadi sangat ekstrem.
“Mudah-mudahan tidak sampai terjadi cuaca sangat ekstrem. Namun dari BPBD sendiri sudah ada kesipasiagaan, payung hukumnya juga sudah ada,” kata Juwanda, saat ditemui di kantornya, Selasa (25/10/2022).
Juwanda mencontohkan, hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang yang terjadi dalam tiga hari terakhir, telah menyebabkan kerusakan pada sejumlah atap rumah warga di beberapa wilayah di Kabupaten Cirebon.
BACA JUGA: Kemarau Basah, Daerah Rawan Kekeringan Belum Lapor BPBD
Menurut data yang ada di BPBD Kabupaten Cirebon, angin kencang yang terjadi pada, Senin (24/10/2022) kemarin, menyebabkan sedikitnya 17 atap rumah warga di Blok IV, RT 005 RW 004, Desa Jemarad Kidul, Kecamatan Klangenan, rusak.
Sementara di Blok Tengah, Desa Bojong Lor, Kecamatan Jamblang, pohon jenis mangga dengan diameter 80 dan panjang 20 meter roboh menimpa rumah salah satu warga.
Di hari yang sama, di RT 07, Desa Kasugengan Kidul, Kecamatan Depok, hujan deras disertai angin kencang juga telah menyebabkan salah satu atap rumah warga mengalami kerusakan.
BACA JUGA: BPBD Kabupaten Cirebon Sebut Kuwu Enggan Anggarkan Destana dari DD
Sehari sebelumnya, peristiwa serupa juga terjadi di Desa Gintung Tengah, Kecamatan Ciwaringin pada Minggu sore (23/10).
Penata Ahli Muda Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon, Juwanda, mengatakan, di desa tersebut, sejumlah rumah warga mengalami kerusakan pada bagian atap.
“Bahkan gerbang salah satu sekolah juga roboh,” ujar Juwanda.
Hasil asesmen yang dilakukan BPBD Kabupaten Cirebon di sejumlah desa yang terdampak bencana tersebut, lanjut Juwanda, rerata kerusakan terjadi pada atap rumah dengan kategori rusak ringan.
BACA JUGA: BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem, Waspada Angin Kencang Sampai Insensitas Hujan
Juwanda menegaskan, kerusakan tersebut disebabkan hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang, bukan karena angin puting beliung.
“Jadi yang terjadi kemarin itu hanya angin kencang ya, bukan angin puting beliung,” kata Juwanda.
Untuk mengantisipasi terjadinya bencana serupa, Juwanda mengimbau masyarakat untuk menebangi pohon-pohon rindang yang ada di sekitar rumah.
Ia juga meminta masyarakat tidak ragu melakukan penebangan meski jenis pohon mangga yang sudah ditanam sejak lama.
BACA JUGA: Cuaca Ekstrem, Hasil Panen Mangga Berkurang
“Jangan sayang-sayang lagi, walaupun itu pohon mangga, daripada membahayakan,” paparnya.
Sedangkan untuk mengantisipasi terjadinya banjir, Juwanda mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah di saluran air.
Bahkan, masyarakat juga diimbau untuk lebih giat lagi membersihkan saluran air agar tidak terjadi sumbatan yang bisa menyebabkan terjadinya banjir.
“Imbauan ini terdengarnya memang klasik, tapi ini penting,” pungkasnya. (Islah)