“Jadi ibu hamil juga harus tertangani dengan baik karena kita berbicara kepunahan keluarga. Kalau ibunya posisi HIV, maka anaknya berisiko. Kemungkinan anaknya akan tertular dan kalau tidak ditangani dari awal, maka akan punah, itu pentingnya kenapa ibu hamil jadi populasi berisiko,” kata Sartono.
Namun ia menambahkan, ketika ibunya positif HIV, anaknya belum tentu langsung tertular dan ikut positif.
Karena, penularan HIV/AIDS sendiri terjadi melalui beberapa media, di antaranya melalui darah, cairan kelamin dan air susu ibu.
BACA JUGA: Setiap Tahun Ditemukan Kasus Positif AIDS di Plered
“Memang ada yang namanya penularan dari ibu ke anak. Ketika sejak awal ibu hamil diketahui positif HIV, maka ada tatacara laksana yang berbeda ketika anaknya lahir, yaitu tidak boleh disusui sama sekali oleh ibunya, karena bisa menular lewat ASI,” ungkapnya.
Seperti diketahui, puncak VCT Bumil dan penderita TB yang dilakukan Dinkes Kabupaten Cirebon telah dilaksanakan pada Sabtu (3/12) lalu di tiga Puskesmas, yakni Puskesmas Astanajapura, Sindangjawa dan Puskesmas Plered.
Kepala Puskesmas Plered, dr Dewi Waskito Ningtyas mengatakan, warga yang terdeteksi positif AIDS datang dari kalangan beragam, di antaranya ibu hamil (bumil), tuberkulosis (TB) termasuk dari populasi kunci seperti Lelaki Suka Lelaki (LSL) dan Pekerja Seks Komersial (PSK).
BACA JUGA: Administrasi DOB hampir Memenuhi Syarat Pansus DPRD, FCTM Buka Jalan Lobi ke Provinsi dan Pusat