Sosok Gus Dur sangat dihormati oleh masyarakat China (Tionghoa) di Indonesia, dan selalu diingat di setiap Hari Raya Imlek 2574 seperti tahun 2023 yang akan jatuh pada hari Minggu, 22 Januari.
Budayawan Jeremy Huang Wijaya mengungkapkan bagaimana peran dan jasa Gus Dur terhadap keberadaan etnis Tionghoa (China) di Tanah Air, yang selalu dikenang pada setiap perayaan hari Raya Imlek.
Sampai hari ini, menjelang Hari Raya Imlek di tahun Shio Kelinci Air umat Kong Hu Cu atau warga etnis Tionghoa secara umum, selalu mengingat kebaikan Gus Dur.
Rekam jejak Gus Dur bahkan terlihat sejak jaman Orde Baru dimana Gus Dur yang juga pernah menjadi Ketua Umum PBNU selalu membela kepentingan umat Kong Hu Cu dan masyarakat minoritas lainnya.
“Jika kita ingat sekitar tahun 1990 Gus Dur menjadi saksi ahli pernikahan sepasang umat Kong Hu Cu di Surabaya yaitu Budi Wijaya dan Lanny Guito,” tutur budayawan yang lebih akrab dipanggil Suhu Jeremy, Jumat, 66 Januari 2022.
BACA JUGA: 5 Rahasia Kenapa Orang China Banyak yang Kaya dan Sukses, Ini Catatan Tahun Baru Imlek
Budi dan Lanny adalah pasangan pengantin Konghucu yang hendak mencatatkan pernikahannya ke Kantor Catatan Sipil Surabaya.
Tetapi karena mereka beragama Konghucu saat itu tidak diakui di Indonesia, perkawinan mereka kemudian juga tidak diakui oleh negara,
Pasangan itu pun akhirnya mengajukan gugatan resmi ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Surabaya.
Alasannya Supaya anak-anak Budi dan Lanny mendapat pengakuan dari negara dan tidak dianggap sebagai anak di luar pernikahan.
“Nah disitu Gus Dur mau merelakan dirinya sebagai saksi ahli sampai pernikahan itu akhirnya diakui negara dan dicatatkan di catatan sipil,” tutur Suhu Jeremy.
Gus Dur sejak Orde Baru dekat dengan umat Kong Hu Cu dan kelompok minoritas lainnya.
Bahkan untuk umat Kong Hu Cu, Gus Dur selalu hadir dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Majelis Tinggi Agama Kong Hu Cu Indonesia (MATAKIN).
Ketika menjadi Presiden RI, Gus Dur bahkan mengeluarkan Keputusan Presiden (KEPPRES) tentang Pencabutan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 Tentang Agama, Kepercayaan, Dan Adat Istiadat China pada 17 Januari 2000.
Gus Dur menyelesaikan masalah diskriminasi terhadap etnis Tionghoa di Indonesia.
BACA JUGA: Mengapa Imlek Selalu Hujan? Ini Jawabannya Kata Suhu Jeremy, Ini Simbolnya
Melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 6 Tahun 2000, Gus Dur menyudahi satu permasalah diskriminasi pada etnis Tionghoa hingga akhirnya mereka bisa merayakan Imlek secara bebas dan terbuka.
Gus Dur menghadiri perayaan Imlek pertama kali yang diselenggarakan oleh MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Kong Hu Cu Indonesia) tahun 2000.
Gus Dur selalu menghadiri Perayaan Imlek yang di selenggarakan oleh Majelis Tinggi Agama Kong Indonesia (MATAKIN).
BACA JUGA: Jelang Tahun Baru China, Imlek, Jeremy Huang : Klenteng Hanya ada di Jawa
Bagi umat Kong Hu Cu, Gus Dur adalah Bapak Bangsa karena jasa kebaikan bagi umat Kong Hu Cu dan masyarakat Tionghoa.
Berkat jasa Gus Dur juga, Kong Hu Cu kemudian diakui menjadi agama ke 6 yang diakui pemerintah atau negara.
“Gus Dur bagi masyarakat Tionghoa itu teladan, pembela minoritas. Gus Dur Bapak Pluralisme,” tutur Suhu Jeremy.
Ada pepatah China
不忘人情与服务,时时铭记
Bù wàng rénqíng yǔ fúwù, shíshí míngjì
Jangan lupa jasa kebaikan orang ingatlah selalu.***