Menurut Dodi, selain karena curah hujan tinggi, banjir yang terjadi kali ini juga disebabkan air kiriman dari beberapa daerah, di antarnya Arjawinangun dan Susukan.
Ia menyebut, ibarat banjir di ibu kota, Desa Bayalangu Kidul seperti Jakarta. Sebab, air dari beberapa daerah hulu masuk ke Bayalangu Kidul.
“Di Jakarta kan begitu, hujannya di Bogor yang banjir Jakarta. Nah, ini ditambah air yang di sawah belum surut sepenuhnya tapi sudah hujan lagi,” terangnya.
BACA JUGA: Bupati Imron Sebut Ujikom Tentukan Nasib, Kepala Dinas di Kabupaten Cirebon Bakal Dirotasi
Ia menerangkan, Pemkab Cirebon memang sudah melakukan normalisasi saluran irigasi di sepanjang ruas jalan tersebut pada sekitar akhir 2020 atau awal 2021 saat dirinya masih menjabat sebagai Kuwu desa tersebut.
Hanya saja, normalisasi tidak dilakukan secara tuntas. Pasalnya, pengerukan terkendala bangunan liar yang berada di sepanjang saluran irigasi tersebut.
“Harusnya kan (bangunan liar, red) dibongkar lalu dikeruk. Kalau ini kan jadi mentok,” terangnya.
Selain itu, banjir juga merendam sejumlah rumah warga desa setempat. Bahkan, banjir juga merendam SDN 1 Bayalangu Kidul. Beruntung hari ini (Senin) tidak ada kegiatan belajar mengajar karena libur.***
BACA JUGA: Pegawai Puskesmas Kaliwedi Mesum Bukan Perawat