Karena, saat ini pihaknya masih terus menyelidiki nama-nama siswa yang terlibat tawuran pelajar di Majalengka ini.
“Kami masih mendalami motif serta keterlibatan dari mereka. Karena mereka sampai sekarang masih belum mau memberikan keterangan yang sebenarnya,” terangnya.
Diungkapkan Edwin, tawuran pelajar di Majalengka tersebut berawal dari provokasi yang dilakukan di media sosial (medsos), yaitu WhatsApp dan Instagram.
BACA JUGA: Sepanjang 2022 Angka Kriminalitas di Kabupaten Majalengka Meningkat
Kemudian, sambung Edwin, dari perseteruan di medsos tersebut, mereka sepakat untuk melakukan aksi tawuran di Gandu, Kecamatan Dawuan.
“Provokasi dari peristiwa ini, yaitu dari media sosial WhatsApp dan Instagram, mereka berkomunikasi media sosial dengan ajakan tawuran. Kita dalami kembali motif dari seluruh kejadian ini dan juga kita ingin ungkap terkait dengan fungsi dari media tersebut,” terangnya.
Edwin memaparkan, lima siswa yang ditetapkan menjadi tersangka tawuran pelajar di Majalengka tersebut melakukan pemukulan, pembacokan paha dan di bagian kepala korban.
BACA JUGA: Kekerasan Perempuan dan Anak di Majalengka Meningkat