SUARA CIREBON – Dewan Kesenian Kabupaten Cirebon (DKKC) akan melibatkan pelaku pariwisata untuk melestarikan budaya Cirebon. Pasalnya saat ini sejumlah budaya lokal mulai berada di ambang kepunahan.
Hal ini disampaikan Bendahara DKKC, Hari Budiman usai mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon, Senin, 13 Maret 2023.
Menurut Hari, guna merawat dan juga turut melestarikan budaya lokal ini perlu dukungan dari berbagai pihak termasuk pelaku pariwisata seperti pemilik penginapan atau hotel khusus yang berada di Kabupaten Cirebon.
“Untuk memajukan dan melestarikan kembali kesenian yang sudah mulai vakum, kami mengajak stakeholder untuk bisa terlibat, selain pemangku kebijakan di daerah, juga pihak swasta, yakni pengusaha perhotelan dan restoran. DKKC juga menginginkan agar kesenian-kesenian yang sudah mulai vakum dan hampir punah bisa kembali bangkit,” ujar Hari.
Pria yang kerap disapa Bang Jek ini juga mengajak pengusaha hotel dan restoran untuk ikut serta mengembangkan dan melestarikan kebudayaan Cirebon, agar bisa menampilkan kreasi-kreasi seninya di tempat mereka.
“Saat ini sudah ada kesenian tradisional yang pantas bisa ditampilkan di perhotelan duna menjamu dan menghibur para tamu yang datang, seperti tarling klasik serta tari-tarian,” katanya.
Untuk tari-tarian, menurut dia, Kabupaten Cirebon memiliki banyak ragam tidak hanya tari topeng kelana saja, namun ada banyak macam tari topeng. Untuk itu dirinya berharap ketika sektor perhotelan sudah dilibatkan, bisa membangkitkan para pelaku seni di Kabupaten Cirebon.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Cirebon, Ida Kartika menegaskan. pihaknya terbuka dengan siapapun, termasuk ketika diminta untuk terlibat melestarikan seni budaya lokal.
“Kita OK saja, kita siap. Karena kebetulan Disbudpar sendiri sudah mencanangkannya sejak 2022 lalu. Kita sudah ada kerja sama, salah satunya setiap hotel diwajibkan memainkan musik tradisional Cirebon di setiap pagi. Itu sudah berjalan,” kata Ida.
Termasuk ketia diajak untuk memberikan panggung untuk tari-tarian, pihaknya sangat mendukung. Semua itu demi kemajuan kebudayaan Kabupaten Cirebon.
“Tapi kita semua butuh dukungan moril. Bukan semata dukungan moral. Bukan hanya dari pihak hotel saja. Tapi juga dari pemerintah setempat. DPRD juga harus mendukung dunia perhotelan,” katanya.
Bagi PHRI, dukungan itu sangat membantu. Selain bisa mengangkat kebudayaan lokal, juga bisa menambah sumber devisa bagi hotel yang ujungnya menambah sektor pajak.
“Kan begitu. Pajak kita ke daerah juga tentunya akan meningkat kalau pengunjungnya semakin banyak. Orang ke hotel tidak sekadar datang dan nginap saja, tapi juga bisa melihat kekayaan budaya Cirebon,” terangnya.
Paling penting, lanjut Ida, pemerintah daerah harus bisa memastikan orang datang ke Cirebon, bukan sekadar mampir lalu pulang, tapi harus menginap.
“Itu harapan kita ke depan. Biar bisa menambah banyak tamu, nambah devisa dan kebudayaan Cirebon semakin dikenal dan terangkat,” pungkasnya.***