SUARA CIREBON – Ada ketentuan-ketentuan dalam menjalankan ibadah puasa atau shaum Ramadhan berkaitan dengan wanita-wanita dalam keadaan khusus atau tidak sedang dalam keadaan normal.
Keadaan khusus yang mengatur ketentuan puasa Ramadhan (shaum) yang dimaksud ialah wanita dalam keadaan hamil, haidh, nifas (pendarahan usai melahirkan) dan menyusui.
Islam mengatur ketentuan dengan wanita keadaan khusus sebagaimana diriwayatkan Aisyah, istri Baginda Rasulullah, berkaitan dengan kewajiban menjalankan shaum atau puasa pada bulan suci Ramadhan.
Ada ungkapan atau riwayat Aisyah ketika di bulan Ramadhan, kebetulan sedang datang bulan atau haidh, berkaitan dengan perintah Rasulullah.
Asy-Syaikh as-Si’di berkata :
“Wanita haidh dan wanita nifas diharamkan berpuasa serta berkewajiban melakukan qadha puasa. Adapun wanita hamil dan wanita menyusui, jika keduanya mengkhawatirkan keadaan janin dan bayinya, diperbolehkan berbuka (tidak berpuasa) serta berkewajiban melakukan qadha puasa dan memberi makanan (fidyah) kepada seorang fakir miskin untuk setiap puasa (yang ditinggalkannya).”
Aisyah berkata :