SUARA CIREBON – Konfederasi Sepakbola Asia (Asian Football Confederation) mengutuk keras tinakan pasukan Israel yang melakukan aksi brutal menyerbu stadion di Palestina saat bertandingan tengah berlangsung.
Pasukan Israel melakukan pelanggaran berat. Tidak saja melanggar, tetapi juga menantang statuta FIFA (Federasi sepkabola dunia).
AFC pun mendesak agar FIFA bertindak tegas. AFC membanding-mbandingkan sikap FIFA yang bersikap tegas terhadap Rusia saat menginvasi Ukraina.
Tindakan yang dilakukan pasukan Israel, menurut AFC jelas melupakan pelanggaran berat dan secara langsung menyerang sepakbola dunia karena menyerbu stadion saat laga sepakbola tengah berlangsung.
Temuan AFC, selain gas air mata, pasukan Israel juga menembakan peluru karet. Menjadikan puluhan suporter termasuk wanita dan anak-anak terluka.
Tak hanya suporter, para pemain juga mengalami luka-luka saat pasukan Israel secara brutal menembakan gas air mata dan peluru karet ke tribun penonton dan lapangan.
“Gas air mata dan peluru karet digunakan pasukan Israel untuk membubarkan pertandingan. Banyak jatuh korban, termasuk anak-anak dan wanita. Mereka menderita mata pedih dan sesak nafas,” tutur AFC dalam pernyataan resminya mengutuk tindakan aksi brutal pasukan Israel.
Seperti diketahui, pasukan Israel melakukan aksi brutal dengan menyerbu Stadion Internasional Faisal Al Hussani, Al Ram, Tepi Barat, Palestina di babak pertama laga final Yasser Arafat Cup 2023 atau Piala Abu Ammar.
Final Yasser Arafar Cup 2023 mempertemukan tim finalis, Balata FC Vs Jabal Al Mukaber pada Kamis malam sekitar pukul 22.00 waktu setempat, 30 Maret 2023.
Salah satu korbannya ialah, Mohammed Rashid, mantan gelandang serang Persib Bandung yang kini bermain di klub Palestina, Jabal Al Mukaber.
AFC mendesak FIFA memberlakukan sanksi tegas terhadap Israel seperti terhadap Rusia yang menginvasi Ukraina.
FIFA memang belum bersikap atas insiden tersebut. Namun jika menjatuhkan sanksi, maka Timnas Israel terancam akan dicoret sebagai peserta Piala Dunia U20 yang akan digelar 20 Mei hingga 11 Juni 2023.
FIFA sendiri, sebelumnya sudah membatalkan status tuan rumah Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 karena masalah kepesertaan Timnas Israel yang mendapat banyak penolakan.
Jika FIFA menjatuhkan sanksi kepada Israel, posisi Timnas Israel di Piala Dunia U20 terancam dicoret atau dianulir.
Andai itu terjadi, maka pengganti Timnas Israel, berasal dari konfederasi yang sama, yakni Eropa. Dalam hal ini Timnas Austria paling berhak menggantikan Timnas Israel.
Lalu, dengan tidak masuknya Israel, apakah FIFA akan berubah pikiran, mengembalikan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 ? Kita tunggu keajaiban.***