SUARA CIREBON– Kuwu Gegesik Wetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Abdul Gofari, berusaha untuk menemui Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat, Uu Rizhanul Ulum di kantor Desa Jagapura Kulon, Kecamatan Gegesik disela kegiatan panen raya di area persawahan Desa Jagapura Kulon, Senin,15 Mei 2023.
Tujuannya, untuk menyampaikan terima kasih atas sikap tanggap Wagub dalam merespon keluhan para petani terkait normalisasi saluran irigasi yang kerap menyebabkan banjir hingga merendam ratusan hektar persawahan di wilayah Gegesik.
Menurut Abdul Gofari, setelah sebelumnya ia dan para petani menyampaikan aspirasi tersebut kepada Wagub Uu di balai Dusun Gegesik Kulon beberapa waktu lalu, selang sehari kemdian Wagub memanggil dirinya beserta para petani dan sejumlah pejabat terkait lainnya untuk dipertemukan dengan dinas teknis terkait di Bandung.
“Saat itu membahas terkait masalah saluran-saluran yang menghambat lajunya air pada saat kemarau, juga menghambat kelebihan air pada saat penghujan,” ujar Gofari.
Dari pertemuan tersebut, kata dia, tidak berselang lama kemudian dinas teknis terkait langsung melakukan normalisasi sejumlah saluran irigasi di wilayah Kecamatan Gegesik.
“Saluran-saluran yang lebih utama adalah saluran sekunder kemudian tersier yang memang sedimentasinya sudah sangat tinggi,” kata Gofari.
Saat ini setelah dilakukan normalisasi, lanjut Gofari, sebagian area persawahan di Gegesik sudah dikatakan normal meskipun masih ada sebagian wilayah yang masih perlu dilakukan normalisasi. Karena, dari target beberapa saluran yang di normalisasi tersebut, belum menyentuh seluruhnya.
Sementara untuk musim gaduh, Gofari menyebut ketersediaan air dinilai cukup untuk mengairi area persawahan di wilayah Gegesik, mengingat saat ini ada waduk Jatigede yang menyuply kebutuhan air persawahan.
“Bahkan setelah panen pun masih ada air, jadi kebutuhan air sudah tercukupi sehingga walaupun dialiri oleh sungai tapi limpas, tidak terpakai untuk mengairi sawah karena sudah cukup,” paparnya.
Namun, ia berharap kedepan dibangun pintu-pintu air yang aksesnya langsung ke sawah. Pintu air tersebut untuk mengantisipasi terjadinya banjir dan kekurangan air.
Usulan untuk membangun sejumlah pintu air tersebut sudah dilakukan, namun sampai saat ini pembangunannya masih belum terealisasi.
“Itu belum bisa direalisasi, masih nunggu anggaran seperti yang pernah disampaikan oleh dinas (pertanian, red),” ucapnya.***