SUARA CIREBON – Puluhan pedagang dan supplier ayam potong berencama melakukan aksi mogok jualan selama tiga hari, Senin sampai Rabu, 26-28 Juni 2023.
Aksi yang dilakukan Seduluran Pedagang Ayam Wilayah III Cirebon itu dilakukan sebagai bentuk protes atas meroketnya harga ayam potong di pasaran.
Sedianya, Paguyuban Pedagang Ayam Wilayah III Cirebon akan melakukan aksi demosntrasi dan menggelar orasi. Namun, karena tidak mengantongi izin demonstrasi, mereka akhirnya hanya berkumpul di kawasan Stadion Bima, Kota Cirebon, Senin, 26 Juni 2023.
Koordinator Aksi, Mulyana mengatakan, para pedagang dan supplier ayam potong sangat terpukul dengan meroketnya harga daging ayam di pasaran yang saat ini telah menyentuh angka Rp40.000 per kilogram(kg)-nya.
Pasalnya, stok daging ayam yang ada di pasaran tidak terserap maksimal karena tingginya harga jual. Akibatnya, sambung Mulyana, supplier mengalami kerugian.
“Kita akan melakukan aksi mogok hingga tiga hari karena harga daging ayam makin mahal. Dari sana (peternak, red) sudah mahal sehingga kita juga ikut menjual mahal. Ayam yang kita suplai tidak bisa terjual maksimal di tingkat pedagang. Jadinya kita semua ya supplier ya pedagang sama-sama rugi,” ujarnya.
Pihaknya mengancam akan melakukan monitoring pengiriman ayam dari peternak ke pedagang, sebagai bentuk keseriusan mogok yang dilakukan.
“Dulu harga ayam hanya Rp27.000 per kilo, sekarang sudah mencapai Rp40.000 per kilo,” katanya.
Menurutnya, penyebab dari naiknya harga itu ayam eksport dan harga pakan naik.
“Tuntutan kami adalah turunkan harga ayam dan pakan ayam. Imbasnya ke rakyat kecil, hitung-hitungan harga dengan pendapatan tidak masuk,” ujarnya.
Terpisah, salah seorang pedagang ayam, Neneng mengatakam, memilih tidak berjualan untuk sementara karena harga ayam terus naik setiap harinya.
Neneng mengaku bosan setiap hari harus bedebat dulu dengan pelanggannya karena harga yang terus menaik.
“Saya memilih tidak berjualan dulu terhitung hari ini. Katanya pada demo. Terus harga ayamnya makin naik terus,” kata Neneng, Senin, 26 Juni 2023.
Menurut Neneng, jika dipaksa berjualan pun, omzet penjualan menurun drastis karena kemampuan daya beli masyarakat tetap.
“Ya jelaskan, kalua harga ayam naik hingga 70 persen, sementara daya beli masyarakat kan tetap, maka omzet juga jadinya turun dratis,” tandasnya. ***