SUARA CIREBON – Sekretaris daerah (Sekda) Kabupaten Cirebon, Hilmi Rivai mengaku prihatin dengan kondisi kehidupan keluarga atlet pencak silat asal Desa Ujungsemi, Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon, Andi Suryadi.
Sebagai atlet langganan juara tingkat pelajar SMA dan sederajat yang membawa nama baik Kabupaten Cirebon, hingga saat ini Andi Suryadi belum “diperhatikan” oleh Pemda setempat.
Terlebih, kondisi kehidupan keluarga atlet tersebut juga berada di bawah garis kemiskinan. Bahkan, kondisinya rumahnya pun sangat tidak layak untuk di tempati keluarga dengan delapan anak itu. Lebar rumahnya hanya 6 meter dengan panjang yang sama, yakni 6 meter dan tanpa kamar mandi serta kakus.
“Kalau memang keadaannya seperti itu ya cukup memprihatinkan, apalagi luasnya cuma 6 kali 6 meter dan tidak ada sarana sanitasi, tidak layak huni. Dia sudah membawa nama baik Kabupaten tapi belum ada penghargaan,” ujar Hilmi, Jumat, 7 Juli 2023.
Karena itu, Hilmi meminta aparat desa dan tokoh masyarakat setempat berkirim surat resmi kepada Pemkab Cirebon agar bisa dibantu perbaikan rumahnya melalui program Rutilahu baik dari CSR Baznas maupun dari Dinas Permukiman Kawasan Perumahan dan Pertanahan (DPKPP).
“Kalau dari sisi anggaran memungkinkan, kita akan upayakan ada keterlibatan pemerintah. Tapi kalau tidak, kita undang CSR-CSR supaya care terhadap atlet-atlet kita,” kata Hilmi.
Selain itu, Hilmi mengaku akan mendorong Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) untuk memberi kesempatan atlet tersebut bekerja di perusahaan-perusahaan yang ada di Kabupaten Cirebon.
Tentunya, Disnaker harus membekali yang bersangkutan dengan pelatihan-pelatihan melalui balai latihan kerja (BLK) yang dimiliki Disnaker.
“Nanti dia dilatih sehingga mendapatkan kesempatan kerja di pabrik-pabrik,” paparnya.
Hilmi meminta kepada ketua KONI yang baru agar lebih mampu menginventarisir atlet-atlet berprestasi yang belum mendapatkan penghargaan dari Pemkab Cirebon, baik dari kehidupannya maupun keadaan rumahnya.
Diberitakan sebelumnya, Prestasi gemilang yang kerap ditorehkan Andi Suryadi ketika masih duduk di bangku SMK dalam dunia olahraga pencak silat, tak berbanding lurus dengan harapan orang tuanya, Narsiwan (49).
Puluhan medali dan piagam penghargaan yang tersimpan di rumahnya di Desa Ujungsemi, Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon, tak lebih hanya sebagai bukti peraih juara di kejuaraan pencak silat.
Piagam dan penghargaan yang menumpuk itu ternyata tak cukup kuat untuk membuat sang peraih mendapat apresiasi dari pemerintah, baik Pemprov Jabar maupun Pemkab Cirebon.
Kepada Suara Cirebon, Narsiwan menuturkan, Andi Suryadi adalah anak kedua dari delapan bersaudara dan menjadi bagian dari penopang ekonomi keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan.
Bahkan, saat masih mengenyam pendidikan di salah satu SMK di Kecamatan Arjawinangun, Andi sudah berjuang membiayai sekolahnya sendiri dengan menjadi penjaga sekolah.
Selain itu, pemuda yang kini berusia 23 tahun itu juga ikut bekerja sebagai penjahit di konveksi rumahan yang ada di sekitar sekolahnya.
“Boleh dibilang, anak saya itu membiayai sendiri sekolahnya, dia jadi kemit dan menjahit. Makanya kalau dia pulang ke rumah hanya sebulan sekali, karena harus kerja dan ngaji juga,” kata Narsiwan, Senin, 26 Juni 2023.
Kendati demikian, di tengah padatnya aktivitas sebagai pelajar, penjaga sekolah dan penjahit, Andi sangat membanggakan bagi orang tuanya.
Menurut Narsiwan, anaknya itu ternyata kerap meraih prestasi di bidang olahraga pencak silat. Prestasi tersebut diraih Andi dari berbagai kejuaraan antar pelajar di tingkat lokal, regional hingga nasional sejak tahun 2018 hingga 2023 ini.
“Sebenarnya saya sendiri tidak tahu persis, tapi kata anak saya, prestasinya sudah tingkat nasional bahkan ASEAN,” kata Narsiwan.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.