SUARA CIREBON – Validitas data sangat menentukan tindakan yang akan dilakukan dalam kasus stunting, sehingga intervensi penanganan bisa tepat sasaran.
Hal itu dikemukakan Wakil Bupati Cirebon, Hj Wahyu Tjiptaningsih, dalam rapat koordinasi konvergensi dan konsolidasi upaya percepatan penurunan angka stunting Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat Kabupaten Cirebon lokus stunting tahun 2023, Senin, 21 Agustus 2023.
Menurutnya, berdasarkan prevalensi dan survei status gizi Indonesia (SSGI), tahun 2023 ini ada 14.014 anak di Kabupaten Cirebon yang terkena stunting.
Karenanya, pihaknya mengumpulkan TPPS hingga tingkat desa, agar Pemerintah Kabupaten Cirebon mendapatkan data yang valid.
“Kita ingin mendapatkan data yang valid agar intervensinya nanti bisa tepat sasaran,” ujar Ayu, sapaan akrabnya
Ia mengatakan, hulu penanganan stunting di Kabupaten Cirebon dilakukan oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlingungan Anak (DPPKBP3A).
Dimana, tugas DPPKBP3A ialah melakukan pendataan anak-anak yang berisiko stunting dengan melibatkan 1.749 tim. Dalam satu tim tersebut, ada tiga kader yang terdiri dari kader PKK, bidan dan kader tim pendamping keluarga (TPK). Sehingga, jumlah total tim penanganan stunting yang di bawah koordinasi DPPKBP3A sebanyak 5.549 tim.
“Tugas DPPKBP3A ialah mendata anak yang berisiko stunting, hulunya dari DPPKBP3A kemudian hilirnya adalah Dinkes yang bertugas menangani anak yang terkena stunting,” kata Ayu.
Menurut Ayu, intervensi yang dilakukan Dinkes adalah memberi makanan tambahan. Ia mengatakan, rapat koordinasi tersebut juga untuk mengetahui kegiatan hingga kendala yang dihadapi.
“Makanya kita kumpulkan supaya jelas rencana aksinya pada lokus anak yang terkena stunting,” paparnya.
Ketika sudah terinventarisir dengan baik, lanjut Ayu, maka intervensia menjadi lebih mudah. Pasalnya, penanganan stunting tidak hanya soal kekurangan gizi saja, tapi juga upaya lain dari mulai calon pengantin sejak masih SMP dan SMA.
Menurutnya, intervensi pada calon pengantin dilakukan dengan pemberian tablet tambah darah dan edukasi.
“Tahun 2021 ada 26,5 persen, tahun 2023 sudah 18 persen. Artinya aksi yang sudah kita lakukan ada penurunan di angka 7,08 persen,” pungkasnya.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.