SUARA CIREBON – Status siaga I masih diberlakukan di Tempat Pembuangan Akhir sampah atau TPA Kopi Luhur di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.
Hingga Selasa siang, 12 September 2023, Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon terus menyiagakan petugas pemadam kebakaran (Damkar) di TPA Kopi Luhur.
Sejumlah Mobil Damkar juga stand by non stop 24 jam. Mobil itu ditempatkan di dekat areal TPA Kopi Luhur yang terbakar.
Petugas Damkar terus memantau perkembangan situasi di TPA Kopi Luhur, pusat penampungan sampah terbesar Kota Cirebon. Mereka berjaga-jaga jika kembali muncul kobaran api.
Titik api masih ada di sejumlah tempat diantara tumpukan sampah di TPA Kopi Luhur yang berada di areal perbukitan di Argasunya, wilayah selatan Kota Cirebon.
“Kami menempatkan petugas non stop di sekitar areal TPA Kopi Luhur yang terbakar. Potensi kebakaran masih tinggi,” tutur Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon, Andi Wibowo.
Penempatan petugas Damkar karena BPBD melihat titik api yang berada di bawah tumpukan sampah di TPA Kopi Luhur belum benar-benar padam.
“Titik api masih menyala. Tersembunyi diantara tumpukan sampah. Sewaktu-waktu bisa kembali menyala,” tutur Andi Wibowo.
BPBD dan petugas Damkar Kota Cirebon belajar dari kejadian pada Senin siang 11 September 2023 kemarin.
Pada tengah hari bolong, sekitar pukul 14.00 WIB, karena tipuan angin kencang, sempat muncul kembali kobaran api besar.
“Sempat muncul kembali kobaran api. Tapi langsung kita kendalikan. Api sudah padam, namun titik api di tumpukan sampah masih menyala,” tutur Andi Wibowo.
Walikota Cirebon H Nasrudin Azis menginstruksikan agar petugas tetap non stop berjaga-jaga di TPA Kopi Luhur.
“Saya minta jangan sampai kebakaran di TPA Kopi Luhur berubah menjadi bencana. Kita berlakukan status Siaga I,” tutur Nasrudin Azis.
Seperti diketahui, TPA Kopi Lihur terbakar pada sabtu sore, 9 September 2023, sekitar pukul 15.30 WIB.
Dengan cepat, karena hembusan angin kencang, kobaran api dengan cepat meluas dan menjalar ke padang ilalang dekat lokasi pemukiman penduduk.
Kobaran api membakar seluas lahan tiga hektare. Mengepulkan asab tebal yang masuk pe pemukiman dan ke dalam rumah-rumah penduduk.
Sedikitnya 1.500 kepala keluarga (KK), terdiri dari 3.000 jiwa terpaksa mengungsi karena pemukimannya dipenuhi kepulan asap tebal dari kebakaran di TPA Kopi Luhur dan padang ilalang di sekitarnya.
Potensi kobaran api menurut BPBD masih sangat tinggi. Apalagi, posisi TPA Kopi Luhur terletak di bagian puncak perbukitan yang relatif lebih sering terhembus angin kencang.
Sementara pemukiman penduduk di sekitarnya posisinya lebih rendah. Ini yang membuat kepulan asap kebakaran dengan leluasa terbawa angin masuk ke pemukiman penduduk.***