SUARA CIREBON – Dalam beberapa waktu terakhir, di Kabupaten Cirebon pada siang hari dirasakan lebih panas dari biasanya.
Sejumlah warga Kabupaten Cirebon mengeluhkan, kondisi suhu udara yang cenderung dirasakan lebih tinggi (panas, red) tersebut.
Seperti dituturkan, Faisal Akbar (30) yang mengaku terpaksa mengurangsi aktivitas pada waktu siang hari, agar tidak sering terpapar teriknya sinar matahari.
Sebagai seorang pekerja kurir, ia mengaku selalu terpapar suhu udara panas.
“Jadi, saya mengurangi aktivitas mulai dari jam 12 siang sampai jam tiga sore,” kata Faisal, Rabu, 4 Oktober 2023.
Warga lainnya, Hanifah (29) mengatakan, selain suhu udara panas, dalam beberapa pekan terakhir juga kesulitan mendapatkan air bersih. Kondisi tersebut lantaran pihak penyuplai air bersih mulai memberlakukan sistim gilir.
“Pemberitahuan dari PDAM katanya pendistribusiannya bergilir,” kata Hanifah.
Dalam aplikasi pengukur suhu udara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), suhu udara di Kabupaten Cirebon tertinggi dalam beberapa waktu terakhir mencapai angka 37 derajat celcius.
Sementara, suhu terendah di kabupaten Cirebon adalah 28 derajat celcius. Suhu udara tersebut terjadi pada pukul 01.00 hingga 05.00 WIB.
BMKG memprediksi, musim kemarau di sebagian daerah Indonesia mulai berakhir Oktober ini, dan awal musim hujan terjadi pada awal November
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, berdasarkan analisis data dari satelit terkini, kondisi El Nino diprediksi masih akan berlangsung hingga akhir Oktober. Kemudian, pada bulan November, akan terjadi transisi dari musim kemarau ke musim hujan.
Menurut Dwikorita, ada harapan dengan masuknya angin monsun dari arah Asia mulai November.
“Artinya pengaruh El Nino akan mulai berkurang oleh masuknya musim hujan sehingga diharapkan kemarau kering ini segera berakhir secara bertahap. Ada beberapa wilayah yang masuk musim penghujan sebelum November dan ada yang mundur, tapi sebagian besar pada bulan November,” kata Dwikorita, dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu, 4 Oktober 2023.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu terjadinya kebakaran, lantaran kemarau kering masih belum berakhir.
“Masyarakat dimohon selama bulan Oktober ini kondisinya masih kering, maka tidak dibakar pun bisa terbakar. Jadi jangan mencoba-coba untuk dengan sengaja atau tidak sengaja untuk mengakibatkan nyala api karena pemadamannya akan sulit untuk dilakukan,” katanya.
Terpisah, Sub Kordinator Kebencanaan Ahli Muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Juwanda, menyampaikan, sesuai prakiraan awal BMKG, puncak musim kemarau di Kabupaten Cirebon terjadi pada Agustus-September.
“Sesuai perkiraan awal, puncak kemarau ini Agustus-September. Tapi di Kabupaten Curebon kemaraunya lebih kering dibandingkan di wilayah utara Jawa Barat,” ujar Juwanda.
Berdasarkan prakiraan dari BMKG, menurut Juwanda, musim hujan di Kabupaten Cirebon diperkirakan terjadi di akhir Oktober hingga awal November nanti.
Namun sebelum musim hujan normal, di wilayah Kabupaten Cirebon akan ada hujan ringan sebagai hujan pendahuluan. Kemudian, hujan terjeda beberapa waktu sampai akhirnya sekitar akhir Oktober hingga awal November, baru ada hujan normal.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.