SUARA CIREBON – Dalam sepekan terakhir, masyarakat pantura Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan atau Ciayumajakuning, masyarakat merasakan suhu udara terasa sangat panas dan lebih menyengat.
Menurut catatan BMKG, di pantura Ciayumajakuning, suhu udara pada saat puncak, sekitar pukul 13.00 sampai 14.00 WIB bisa mencapai 35 derajat celsius dan mendekati 36 derajat celsius.
Warga Cirebon dan Indramayu yang terletak di wilayah pesisir pantura merasakan suhu udara yang terasa lebih panas dan menyengat.
Begitu juga dengan warga Majalengka dan Kuningan yang berada di wilayah lebih selatan dekat dengan Gunung Ciremai, turut merasakan suhu udara lebih panas dan menyengat.
Panasnya suhu membuat warga di pantura Ciayumajakuning sebagian mengalihkan kegiatan informal mereka pada sore hingga malam hari karena menghindari suhu udara yang panas dan menyengat.
Namun kini, kabar baik disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait prakiraan musim terkait dengan suhu udara.
BMKG memprediksi musim kemarau yang memunculkan suhu udara panas menyengat sepekan terakhir ini diperkirakan bakal segera berakhir.
BMKG mengungkapkan, kalau kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia mulai akhir bulan Oktober 2023 ini akan berakhir dan berganti ke musim hujan.
“Akhir Oktober memasuki musim hujan. Awal musim hujan ini akan terus secara bertahap dimulai akhir Oktober dan awal November 2023,” tutur BMKG, Jumat 6 Oktober 2023.
Hanya saja, akibat tingginya keragaman iklim, awal musim hujan tidak terjadi secara serentak di seluruh wilayah Indonesia. Puncak musim hujan diprediksi pada bulan Januari – Februari 2024.
“Sesuai prediksi BMKG, puncak dampak El Nino terjadi pada bulan September, namun tadi kami juga menganalisis dari data satelit terkini, terlihat Oktober ini intensitas El Nino belum turun. Fenomena El Nino diprediksi masih akan terus bertahan hingga tahun depan,” ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta.
Dwikorita mengatakan, level El Nino moderat akan terus bertahan dan berakhir pada bulan Februari-Maret 2024.
Awal musim hujan berkaitan erat peralihan Monsun Australia menjadi Monsun Asia. Saat ini, Monsun Asia sudah mulai memasuki wilayah Indonesia sehingga diprediksi bulan November akan mulai turun hujan.
“Pengaruh El Nino mulai berkurang oleh masuknya musim hujan sehingga diharapkan kemarau kering ini segera berakhir secara bertahap. Ada beberapa wilayah yang masuk musim penghujan sebelum November dan ada yang mundur, tapi sebagian besar pada bulan November,” tutur Dwikorta.
Dwikorita mewanti-wanti masyarakat tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu terjadinya kebakaran lantaran kemarau kering masih belum berakhir.
“Masyarakat dimohon selama bulan Oktober ini kondisinya masih kering, tidak dibakar pun bisa terbakar. Jadi jangan coba-coba dengan sengaja atau tidak sengaja untuk mengakibatkan nyala api karena pemadamannya akan sulit,” tutur Dwikorta.***