SUARA CIREBON – Ribuan warga mengantarkan pemakaman jenazah Prof Dr KH Abdul Syakur Yasin atau Buya Syakur Yasin, ulama kharismatik pengasuh Pesantren Cadangpinggan, Kertasemaya, Indramayu, Jawa Barat.
Kendaraan juga terlihat mengular di jalur utama Pantura, terutama di sepanjang jalan ke arah Pesantren Cadangpinggan, berasal dari tamu yang ingin memberi penghormatan terakhir kepada almarhum Buya Syakur Yasin.
Buya Syakur Yasin wafat pada Rabu dini hari pukul 02.00 WIB, 17 Januari 2024. Ulama lembut dan kharismatik ini menghembuskan nafas terakhir dalam perawatan di RS Mitra Plumbon Cirebon.
Buya Syakur sebelumnya menderita komplikasi gagal ginjal dan gagal jantung. Penyakit yang dalam setahun ini dirasakan ulama berusia 76 tahun tersebut.
Pemakaman jenazah Buya Sakur Yasin berlangsung pukul 10.00 WIB, Rabu siang setelah jenazahnya disemayamkan di rumah duka di Pesantren Cadangpinggan.
Buya Syakur Yasin wafat meninggalkan seorang istri, Nyai Zaenab Al Huda, dan dua orang anak masing-masing bernama Hasyimi Robit Idal dan Khozainu Rohmati Robbi Dawud Awwab.
Buya Syakur Yasin juga merupakan sesepuh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Indramayu. Ia dikenal sebagai kyai yang mengembangkan banyak pemikiran-pemikiran kritis, terbuka (inklusif) dan memiliki toleransi tinggi.
Buya Syakur Yasin wafat dalam usia 75 tahun. Kelahiran Desa Tulungagung, Kecamatan Sukagumiwang (pemekaran dari Kecamatan Kertasemaya), Kabupaten Indramayu pada 2 Februari 1948.
Sepanjang hidupnya lebih banyak dihabiskan di pondok pesantren. Sejak kecil, selama belasan tahun, Buya Syakur Yasin merupakan santri yang mondok di Pesantren Babakan Ciwaringin.
Sejak muda, dikenal sebagai santri yang memiliki daya pikir dan daya nalar tinggi. Melihat potensi yang ada pada santri ini, Syakur Yasin muda lantas dikirim belajar ke berbagai negara di Timur Tengah.
Syakur Yasin muda tercatat menuntut ilmu agama dan menempuh berbagai perguruan tinggi di Timur Tengah seperti Irak, Suriah, Libya, Tunisia hingga Mesir.
Berbagai perguruan tinggi Islam tersebut membentuk pola pikirnya sebagai intelektual dan cendekiawan muslim dengan cakrawala pikiran yang terbuka dan luas.
Pemikirannya yang luas ini yang membuat Syakut Yasin muda memperoleh kesempatan belajar di perguruan tinggi terbaik dan terkemuka di dunia, di Oxford University Inggris.
Di akhir-akhir hidupnya, memanfaatkan teknologi digital, Buya Syakur Yasin memiliki kanal Youtube Wamimma TV berisi pengajian-pengajian dan cemarah pemikiran-pemikiran Islam yang progresif, kritis dan inklusif (terbuka).
Pengajiannya selalu dipenuhi jemaah dari berbagai daerah. Tidak hanya para santri, jemaah yang mendengar ceramah-ceramah agamanya datang dari berbagai kalangan di pesantrennya di Cadangpinggan, Kertasemaya, Indramayu.
Buya Syakur Yasin, merupakan salah satu ulama moderat yang pemikiran-pemikirannya mempengaruhi dan diikuti oleh banyak kalangan. Selamat jalan Buya Syakur.***