SUARA CIREBON – Tiga siswi SD Negeri 1 Lajer, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu terseret arus sungai saat mengikuti kegiatan pramuka, 2 meninggal dunia setelah kecebur di Sungai Panarikan di desa tersebut, dan satu masih dalam pencarian.
Musibah di Indramayu terjadi ketika para siswi SDN 1 Lajer mengikuti kegiatan Pegasus (Pasukan Khusus Pramuka) pada Sabtu, 17 Februari 2024 pagi.
Dalam kegiatan Pegasus Pramuka tersebut, para siswa di Indramayu itu melakukan gerak jalan menyusuri areal persawahan antara Desa Tukdana ke Lajer sejauh sekitar dua kilometer.
Informasi yang diperoleh, Minggu, 18 Februari 2024, para siswa SDN 1 Lajer, Tukdana yang ikut Pegasus Pramuka, terbagi ke dalam tiga grup, dan wajib melewati jalur yang telah ditentukan oleh kakak pembinanya.
Tiap rombongan menyusuri areal persawahan yang kebetulan berada di pinngir sungai. Para siswa menyusuri tanggul di tubir Sungai Panarikan.
Musibah terjadi saat siswa melewati tubir sungai dan pematang sawah. Menurut kesaksian, rombongan para siswi sempat bercanda sehingga mereka lengah.
Para siswa yang berada di tubir tanggul sungai, terlihat kecebur Sungai Panarikan yang kebetulan tengah berarus deras dan cukup dalam.
Musibah berlangsung sangat cepat, tiga siswi yang kecebur dan ke tengah, terlihat langsung terseret arus deras.
Kakak pembina yang menyaksikan insiden itu, sempat langsung mencebur untuk menolong para siswi yang berada di sungai.
Ada sekitar sepuluh siswi yang kecebur sungai saat itu. Tiga diantarnya tidak tertolong karena terseret arus deras.
Dari tiga siswi yang terseret arus, satu diantaranya sempat terkejar. Tubuhnya berhasil diangkat ke atas dan langsung dilarikan ke Puskesmas.
Karena kondisinya parah, korban sempat dilarikan ke RS Mitra Plumbon Widasari. Namun akhirnya meninggal dunia, atas nama Sekar Dewi (10 tahun).
Dua siswi lainnya, tidak terkejar oleh kakak pembina karena langsung tenggelam bersama arus sungai yang deras.
Tubuh korban siswi kedua ditemukan pada Sabtu malam sekitar pukul 19.00 WIB. Sudah dalam keadaan meninggal dunia.
Tubuhnya tersangkut jembatan bambu. Saat ditemukan, tubuhnya hanya berjarak 50 meter dari tempat pertama kecebur.
Korban kedua bernama Mikaila (10 tahun). Musibah terjadi pada Sabtu siang, baru diketemukan Sabtu malam, mayatnya tersangkut di bawah jembatan bambu.
Sampai Minggu siang ini, 18 Februari 2024, masih ada satu korban yang hilang. Belum diketemukan atas nama Rakhmat (10 tahun).
Tim SAR Indramayu dan Jabar, masih terus melakukan pencariandi sepanjang Sungai Panarikan. Diperluas sampai sejauh tiga kilometer lebih dari lokasi kejadian.
Komandan Tim SAR, Edy Sukamto menjelaskan, pencarian dibagi ke dalam tiga tim. Kini diperluas sampai sejauh tiga kilometer menyusuri alur sungai Panarikan sampai ke Jembatan Mekarsari.
“Pencarian terbagi ke dalam tiga tim. Kita perluas menyusuri sungai sampai ke jembatan berjarak sekitar tiga kilometer dari lokasi kejadian,” tutur Edy.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.