SUARA CIREBON – Ada kisah epik antara Kang Dedi Mulyadi (KDM) dengan seorang pemudik yang berprofesi sebagai tukang kredit baju.
Kisah epik ini terjadi begitu saja. Diawali secara tidak sengaja, KDM bertemu satu keluarga pemudik yang naik sebuah sepeda motor pada Senin 1 April 2024.
Pemudik itu terdiri dari suami, bernama Supriadi, istri dan dua anaknya. Mereka berempat naik sebuah sepeda motor.
Rombongan kecil ini mudik dari Majalengka menuju Subang dengan waktu tempuh sekitar 6 sampai 7 jam.
“Kebetulan kerjaan selama puasa ini libur, jadi mudik lebih awal supaya tenang dan belum macet. Ini kan motor penuh jadi jalannya pelan asal selamat sampai tujuan,” ucap Supriadi saat bertemu KDM.
Lebih jauh, Supriadi mengungkapkan kalau ia merantau meninggalkan keluarganya dari Majalengka sebagai tukang kredit baju di Sukabumi.
Dari hasil kredit Supriadi mendapatkan upah dari bosnya, sekitar 10-15 persen dari keuntungan tergantung target penjualan.
Menurutnya dalam satu bulan bisa mengkreditkan pakaian hingga 200 potong dengan cicilan mulai Rp 2-5 ribu per hari.
Jika pembayaran kredit lancar dalam satu bulan ia bisa mendapatkan penghasilan bersih Rp 2,4-2,8 juta.
“Barangnya dari bos orang Majalengka. Kalau usaha sendiri harus punya modal sekitar Rp 20 juta itu untuk belanja barang dan uang cadangan,” katanya.
Supriadi mengatakan, selama puasa ini pekerjanya diliburkan oleh bos. Sebab rata-rata pelanggannya sudah membeli baju kredit sebelum puasa.
Supriadi pun kini tak memiliki penghasilan dan hanya mengandalkan tabungan.
Untuk modal mudik ia mengaku sudah mengajukan pinjaman Rp1 juta ke bosnya namun belum cair.
Beruntung ibu kandungnya memberikan modal pinjaman dengan menjual emas 4 gram senilai Rp2 juta.
“Sekarang mudik pinjam dari ibu jual kalung 4 gram, nanti setelah lebaran dibayar,” ucapnya.
KDM yang larut dalam cerita Supriadi, meminta agar kedua anak pemudik itu diberi helm selama perjalanan menggunakan motor.
Selain karena peraturan hal tersebut juga sebagai bentuk antisipasi keselamatan selama berkendara.
Pada kesempatan itu, KDM dibuat kaget dengan isi bawaan yang diikat di belakang motor Supriadi. Ternyata dalam dus terdapat dua ekor kelinci yang akan dipelihara di kampung halaman oleh anak Supriadi.
Di akhir pertemuan Kang Dedi Mulyadi memberikan sejumlah uang bekal untuk mudik keluarga tersebut.
Mantan Bupati Purwakarta itu meminta agar uang itu digunakan untuk mengganti emas yang dijual oleh sang ibu. “Saya kagum sama ibunya yang berani menjual kalung demi anaknya bisa mudik. Ini uang untuk ganti, kembalikan segera emasnya untuk ibu,” tutur KDM.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.