SUARA CIREBON – Pemandangan mengerikan erupsi Gunung Ruang kembali terlihat. Tampak langit memerah memancarkan bunga api dari lava pijar di balik kegelapan langit malam.
Saat bersamaan, dari puncak Gunung Ruang, terlihat sambaran petir, disertai bunyi gemuruh dan guncangan gempa baik vulkanik maupun tektonik lokal.
PVMBG bahkan menjelaskan, suara gemuruh pada erupsi Gunung Ruang di Kepulauan Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, kali ini lebih kencang dibanding sebelumnya.
Seperti diketahui, sejak Senin 29 April 2024, Gunung Ruang kembali mengalami peningkatan aktifitas vulkanik yang memuncak pada Selasa dini hari, pukul 01.30 WITA, 30 April 2024, saat terjadi erupsi eksplosif kedua kalinya.
PVMBG langsung kembali menyatarak Gunung Ruang dalam status Awas atau Level IV. Daerah dalam radius 6 kilometer dinyatakan sebagai zona berbahaya.
Pada erupsi Selasa dini hari, terlihat dari Pulau Tagulandang secara visual terlihat jelas lontaran lava pijar membumbung ke angkasa disertai material vulkanik.
Membuat langit berwarna merah menyala disertai petir yang menyambar-nyambar. Bunyi gemuruh pada erupsi kali ini terdengar lebih kencang.
Hujan batu dan kerikil vulkanik yang suhunya tinggi kembali terjadi, termasuk gempa yang dirasakan lebih kuat berbarengan dengan erupsi.
Untuk erupsi pada Selasa dini hari, hujan batu dan kerikil yang disemburkan dari puncak Gunung Ruang memiliki cakupan yang lebih luas dibanding erupsi pertama pada 17 April 2024 lalu.
Posko Tanggap Darurat di Desa Apengsala dengan radius 7 kilometer, di luar Kawasan Rawan Bencana (KRB) pun terdampak hujan batu dan kerikil.
Kondisi erupsi baru mereda memasuki pada pukul 07.55 WITA. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (PNPB) bersama PLN terpaksa mematikan jaringan listrik di Pulau Tagulandang untuk keselamatan.
Hal ini berdampak pada sinyal telekomunikasi yang menjadi lemah, dan menjadi kendala dalam koordinasi penanganan bencana erupsi di lapangan.
Menyusul peningkatan status menjadi Level UV atau Awas, direkomendasikan kepada masyarakat di sekitar Gunung Ruang dan pengunjung/wisatawan tidak memasuki wilayah radius 6 km dari pusat kawah aktif.
Masyarakat di Pulau Tagulandang, berada dalam radius 6 km kembali dievakuasi ke tempat aman di luar radius 6 km.
Masyarakat di Pulau Tagulandang, khususnya yang bermukim di dekat pantai, agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar, luruhan awan panas (surge), dan tsunami akibat material erupsi yang masuk kelaut/runtuhnya tubuh gunungapi ke dalam laut.
Masyarakat dihimbau untuk selalu menggunakan masker, untuk menghindari paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernafasan.
Masyarakat di sekitar Gunungapi Ruang diharap tenang, beraktivitas seperti biasa, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Ruang.
Selain itu harus mengikuti perkembangan aktivitasnya melalui sumber yang dapat dipertanggungjawabkan seperti PVMBG, Badan Geologi, BNPB, BPBD, TNI, Polri dan instansi terkait lainnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.