SUARA CIREBON – Keluarga mantan Wakil Bupati Cirebon, Hj Wahyu Tjiptaningsih turut diserang netizen dalam kasus pembunuhan Vina dan Eki yang terjadi pada 2016 silam.
Dalam beberapa hari belakangan ini, tudingan netizen terhadap kedua anak Ayu, sapaan akrab Wahyu Tjiptaningsih, bahkan semakin liar.
Betapa tidak, kedua anak mantan Wakil Bupati tersebut yakni Ramadhani Purwadi Sastra dan Satria Robi Saputra dituduh netizen sebagai DPO dalam kasus tersebut.
Dimana, Ramadhani Purwadi Sastra disebut netizen sebagai Dani, sementara Satria Robi Saputra disebut sebagai Pegi alias Perong.
Mulanya, tudingan netizen tersebut tidak dihiraukan oleh keluarga Hj Wahyu Tjiptaningsih.
Namun, seiring berjalannya waktu, mulai banyak pihak yang menghubungi keluarga Ayu dan menanyakan kebenaran informasi tersebut. Ayu pun kemudian berupaya menepis tuduhan netizen tersebut.
Menurut Ayu, saat kasus pembunuhan Vina dan Eki yang terjadi pada Agustus 2016 silam itu, anaknya masih duduk dibangku kelas 5 Sekolah Dasar (SD). Sehingga, sangat tidak mungkin anaknya terlibat dalam kasus tersebut.
“Waktu itu Ramadhani Purwadi Sastra baru berusia 11 tahun, baru dikhitan lagi. Ya namanya netizen, nama anak saya disamakan dengan Dani yang DPO. Kemudian Satria Robi Saputra disamakan dengan Pegi alias Perong,” tutur Ayu sambil menunjukkan bukti fitnah yang dibuat oleh netizen.
Ia mengatakan, dengan maraknya kabar di media sosial yang dibuat oleh netizen, membuat keluarganya merasa terganggu. Utamanya psikologis anaknya yang menjadi objek tuduhan netizen.
Ayu menyebut, dampak dari berita hoaks tersebut membuat anaknya dijauhi oleh teman-temannya.
“Anak saya juga dijauhi oleh teman-temannya, ada juga yang menuding anak saya sebagai pelaku pembunuhan,” paparnya.
Di satu sisi, kata Ayu, ketika dirinya menjabat sebagai Wakil Bupati Cirebon dirinya selalu berjuang untuk perempuan dan anak yang menjadi objek kekerasan. Hal itulah yang membuat dirinya merasa prihatin dengan kasus tersebut.
Namun demikian, Ayu mengaku tidak mau menyalahkan netizen. Pasalnya, apa yang dilakukan oleh netizen tersebut juga sebagai kontrol untuk mendorong penegak hukum agar kasusnya bisa segera terungkap.
Bahkan, ia sekeluarga juga mendorong kepolisian agar segera menangkap DPO lainnya. Karena bagaimana pun, keluarga Vina juga ingin mendapatkan kepastian dan keadilan.
“Saya berharap agar kasus ini bisa cepat terungkap, agar netizen tidak menyebarkan berita yang liar, dan agar saya sama anak saya bisa hidup lebih tenang dan lebih nyaman,” tuturnya.
Disinggung soal akun media sosial yang membuat fitnah, Ayu memastikan dirinya tidak akan melaporkan akun-akun tersebut ke kepolisian.
“Saya tidak akan melaporkan akun-akun yang menyebarkan kabar tersebut. Saya ingin memberi suasana aman dan nyaman untuk Cirebon,” tandasnya.
Sementara, Ramadhani Purwadi Sastra menuturkan, dirinya kerap mendapat kecaman dari orang-orang yang tidak dikenal.
Bahkan, saat dirinya sedang main ke Mall, orang tidak dikenal itu menuduhnya sebagai pembunuh. Kondisi tersebut, otomatis membuat psikologi Ramadhani pun terganggu.
“Saat keluar rumah kemarin, saya jalan di Mall, ada saja pihak-pihak yang tiba-tiba menuding sebagai pembunuh. Secara pribadi jelas terganggu,” tutur Ramadhani Purwadi Sastra.
Meski demikian, ia berusaha tenang dan menganggap tudingan tersebut seperti angin lalu. Untuk menepis berita hoaks tersebut, Ramadhani Purwadi Sastra mengaku akan membantu keluarga Vina dengan cara apapun.
“Kita akan membuat donasi untuk keluarga Vina. Saat ini kita sedang mempersiapkan segala sesuatunya,” terangnya.
Di tempat yang sama, Satria Robi Saputra menyampaikan, kasus tersebut tidak akan selesai bila netizen hanya fokus menuduh dengan tidak memiliki alat bukti yang cukup. Pria yang akrab disapa Robi itu menyarankan agar menyerahkan kasus tersebut ke pihak kepolisian untuk diekspose ke publik.
Menurut Robi, tuduhan netizen tidak hanya berdampak pada dirinya saja, tapi juga mengancam masa depan anaknya yang saat ini masih kecil. Jejak digital yang ditinggalkan oleh netizen tersebut, kata Robi, bisa mengancam masa depan anaknya kelak.
“Saya pribadi sudah biasa menghadapi ini. Tapi kita punya anak kecil, jangan sampai yang terjadi ini mempunyai efek yang berdampak pada masa depan anak kita,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.