SUARA CIREBON – Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penyebab gempa Kuningan.
Dalam dua hari ini, Kuningan, Jawa Barat diguncang tiga kali gempa. Kesemuanya gempa dangkal, berpusat di darat dengan kekuatan Magnitudo atau M3 sampai M4.
Gempa pertama terjadi pada Kamis pagi, pukul 04.01 WIB, 25 Juli 2024. Lalu muncul gempa kedua (susulan) pada Kamis petang pukul 17.36 WIB.
Terkini, gempa susulan berikutnya (ketiga) pada Jumat siang, 26 Juli 2024, pukul 10.59 WIB.
Sejumlah rumah warga dan sebuah mushola dikabarkan mengalami kerusakan. Diantaranya rumah milik wartawan, Ajun Mahrudin di Desa Kertawirawa, Kecamatan Nusaherang.
BMKG melaporkan, gempa di Kuningan yang terjadi selama tiga kali ini akibat pergeseran aktif sesar Ciremai.
“Gempa dangkal ini akibat pergeseran aktif sesar Ciremai yang melintasi wilayah Kuningan,” tutur Kepala Pusat Gempabumi dan Tasunami, BMKG, Daryono.
Sementara, Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan, gempa terasa sangat kuat di dua desa dan dua Kelurahan di tiga kecamatan di Kuningan.
Lokasi terdampak gempa berada di Kelurahan Ciporang dan Kelurahan Purwawinangun di Kecamatan Kuningan, kemudian Desa Kertawirama di Kecamatan Nusaherang, dan Desa Jagara di Kecamatan Darma.
Gempabumi dirasakan cukup kuat selama 3 – 5 detik, warga sempat panik dan langsung keluar rumah.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini namun tercatat sebanyak sembilan unit rumah, dan satu fasilitas ibadah rusak ringan.
Dilaporkan kondisi kembali kondusif dan berdasarkan hasil koordinasi dari PVMBG dan BMKG, gempa ini tidak berpengaruh dan mempengaruhi aktivitas vulkanik Gunung Ceremai.
“Meski gempa diakibatkan sesar Ciremai, namun tidak berdampak terhadap aktifitas vulkanik Gunung Ciremai. Gempa ini fenomena tektonik, tidak ada hubungan dengan aktifitas Vulkanik Gunung Ciremai,” tutur Daryono.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan melakukan koordinasi, monitoring dan terus melaporkan perkembangan pasca gempa.
Dampak kerusakan akibat guncangan gempa masih terus diinventarisasi. BPBD menghimbau warga selalu waspada, namun tidak perlu panik.
“Tidak perlu panik. Hanya butuh kewaspadaan dini saja,” tutur BPBD Kuningan.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.