SUARA CIREBON – Puluhan hektare sawah tadah hujan di Blok Pejaganasem, Desa Palimanan Barat, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon dibiarkan begitu saja oleh para petani setempat.
Para petani enggan menggarap karena sulit pasokan air yang dapat menjamin keberlangsungan proses tanam, meski menanam palawija sekalipun. Kondisi tersebut terus terjadi berulang setiap memasuki musim kemarau.
Kadus Pejaganasem Desa Palimanan Barat, Mas’ud mengatakan, luas lahan sawah tadah hujan di blok tersebut jumlahnya sekitar 80 hektare. Dari jumlah tersebut, sekitar 10 hektare merupakan lahan milik Perhutani yang dimanfaatkan masyarakat untuk ditanami padi ketika musim hujan.
Menurut Mas’ud, para petani sengaja tak menggarap sawah tersebut karena tak ada air ketika memasuki musim kemarau.
“Kalau musim kemarau sawah nganggur, tidak bisa digarap dua kali,” ujar Mas’ud saat ditemui Suara Cirebon di tempat kerjanya, Selasa, 30 Juli 2024.
Kalaupun ada petani yang mencoba menanami lahan tersebut dengan palawija, lanjut Mas’ud, pada akhirnya tanaman tersebut tetap saja mati.
Ia mengatakan, Pemerintah Desa (Pemdes) Palimanan Barat pernah merencanakan pembuatan pintu air di Sungai Kalikapur yang lokasinya sekitar 3 kilometer dari sawah tadah hujan.
Namun, rencana tersebut gagal direalisasikan karena anggaran yang tidak memungkinkan. Untuk membangun pintu air di sungai tersebut, dibutuhkan anggaran yang tidak sedikit.
“Sebenarnya kalau sungai itu dibendung, airnya selalu ada dan bisa dialirkan ke sawah tadah hujan. Cuma kalau memang harus dibendung, nanti akan bermasalah saat musim hujan nanti,” kata Mas’ud.
Ia menambahkan, para petani sebenarnya menginginkan lahan persawahan mereka dapat dipanen dua sampai tiga kali dalam satu tahun.
“Masyarakat sih inginnya bisa dua kali panen. Tapi kendalanya tidak ada irigasi,” paparnya.
Salah satu cara yang memungkinkan untuk bisa dilakukan tanam dua sampai tiga kali, imbuh Mas’ud, ialah dengan pompanisasi. Ia menyebut, Sungai Kalikapur bisa menjadi solusi penambahan masa tanam dengan sistem pompa.
“Kalau ada mesin pompanya, itu bisa tanam dua sampai tiga kali,” tuturnya.
Ia berharap, Pemkab Cirebon dapat memberikan bantuan mesin pompa yang sangat dibutuhkan para petani di desa tersebut.
“Kalau proses pemberian bantuan harus melalui usulan, kami siap membuat proposal permohonan bantuan tersebut,” pungkasnya.
Harapan senada disampaikan petani Blok Pejaganasem, Palimanan Barat, Arja. Menurutnya, para petani sangat membutuhkan mesin pompa untuk meningkatkan produktivitas pertanian di desanya.
“Ya, sangat butuh sekali. Mudah-mudahan pemerintah mau melihat kondisi kami, merealisasikan harapan para petani di sini,” ungkapnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.