SUARA CIREBON – Jumlah kerusakan akibat gempa yang mengguncang Kabupaten Bandung dan Garut pada Rabu siang, 18 September 2024, terus bertambah.
Laporan kerusakan akibat gempa di Bandung dan Garut terus mengalir ke Posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Jawa Barat.
Jumlah korban juga terus bertambah. Sebagian besar mengalami luka ringan dan sedang. Untuk korban jiwa, BPBD Jawa Barat masih terus mengkonfirmasikan di lapangan.
Catatan yang dihimpun dari BPBD Kabupaten Bandung, untuk daerah setempat, sudah masuk laporan sedikitnya 5.000 unit rumah warga rusak akibat gempa.
Catatan juga terus bertambah di BPBD Garut. Jika pada Rabu sore tercatat ada 300 rumah, kini sedikitnya sudah ada laporan 1000- rumah lebih yang rusak.
Jumlah pengungsi di Garut dan Bandung juga terus bertambah. Rata-rata warga di lokasi bencana, memilih mengungsi karena rumahnya sudah mengalami kerusakan.
Warga lainjuga memilih mengungsi dan menetap di tenda-tenda pengungsian karena khawatir terhadap gempa susulan.
Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga terus mengingat warga akan potensi gempa susulan.
“Warga diingatkan terhadap potensi gempa susulan. Periksa rumah masing-masing. Jika ada retak atau rusak akibat gempa, lebih baik tinggal di pengungsian,” tutur Teguh Rahayu, Kepala BMKG Kabupaten Bandung.
Bupati Bandung, Dadang Supriatna, hingga Rabu petang pukul 17.30 WIB, sudah ada laporan sedikitnya 5000 unit rumah warganya rusak akibat gempa.
Dari laporan BPBD setempat, terparah dialami warga di Kecamatan Kertasari, terutama di Desa Cibeureum yang menjadi pusat gempa.
“Sudah ada catatan sedikitnya 5000 rumah rusak. Untuk korban,sudah kami koordinasikan untuk penanganan segera. Rata-rata luka ringan dan sedang,” tutur Dadang Supriatna.
Seperti diketahui, Bandung dan Garut diguncang gempa berkekuatab Magnitudo atau M 4,9 pada Rabu pukul 09.41 WIB, 18 September 2024.
BMKG mencatat, gempa di Bandung dan Garut itu merupakan gempa dangkal. Hiposenternya berada di kedalaman 10 kilometer dan berpusat di darat.
Kepala Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan, gempa di Bandung dan Garut akibat aktifitas tektonik Sesar Garsela.
“Ada pergerakan dari Sesar Garsela yang bergeser menurun,” tutur Daryono.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.