SUARA CIREBON – Hujan yang turun di sejumlah wilayah Kabupaten Cirebon belum lama ini, tak berdampak siginifikan bagi masyarakat yang terdampak kekeringan. Sebaliknya, masyarakat yang kekurangan air bersih justru semakin bertambah.
Sub Koordinator Kebencanaan Ahli Muda pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Juwanda mengatakan, bertambahnya jumlah warga yang kekurangan air bersih tersebut berdasarkan peningkatan jumlah desa yang mengajukan bantuan air bersih ke BPBD.
Menurut Juwanda, jumlah desa yang mengajukan bantuan air bersih bertambah menjadi 10 desa dari semula hanya 6 desa. Ke-10 desa itu yakni Desa Slangit, Kecamatan Klangenan, Desa Winduhaji dan Desa Sedong Kidul, Kecamatan Sedong, Desa Dawuan, Kecamatan Tengahtani, Desa Banjarwangunan, Pamengkang, Setupatok dan Desa Luwung, Kecamatan Mundu, Desa Cupang, Kecamatan Gempol, dan Desa Astana, Kecamatan Gunungjati.
“Per 17 September kita sudah distribusikan air sebanyak 76.000 liter. Kemungkinan jumlah desa yang mengajukan bantuan bertambah dan suplai air bersih juga bertambah,” ujar Juwanda, Rabu, 18 September 2024.
Menurut Juwanda, bantuan air bersih akan terus dikirimkan hingga akhir September ini. Namun jika masyarakat masih membutuhkan, pihaknya akan terus menyuplai bantuan air bersih sampai akhir Oktober nanti.
“Kalau berkaca pada tahun kemarin, ya sampai akhir Oktober. Kita buat jadwal pengiriman sebulan sekali, karena ini masih dinamis,” ucapnya.
Sebelum bantuan air dikirimkan, imbuh Juwanda, BPBD menugaskan korlap untuk melakukan asesmen terlebih dahulu. Asesmen bertujuan agar bantuan air bisa tepat sasaran dan terkumpul di satu lokasi yang memang sudah tidak memiliki sumber air sama sekali.
Dari hasil asesmen tersebut diketahui, dampak kemarau tahun ini tidak seperti kemarau tahun sebelumnya. Dimana, di dalam satu desa masih terdapat beberapa sumur warga di blok lainnya yang kondisi airnya masih cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Bantuannya kan hanya satu tangki, jadi korlap melakukan asesmen dulu. Lalu kita fokuskan bantuan air bersih di titik yang memang benar-benar kekeringan. Sebab di satu desa itu tidak semua blok kekurangan air,” kata Juwanda.
Meskipun berdasarkan prediksi dari BMKG musim hujan akan terjadi pada bulan Oktober nanti, lanjut Juwanda, untuk menghadapi masuknya musim hujan pada bulan tersebut, BPBD Kabupaten Cirebon pun telah menyiapkan regulasi terkait kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi yakni banjir, rob, puting beliung, tanah longsor dan lainnya.
“SK Bupati kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi kita siapkan mulai 1 November sampai 30 Juni 2024,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.