SUARA CIREBON – Badan PBB untuk mengurusi masalah pengungsi, UNHCR mencatat sedikitnya 100 ribu warga Suriah dan Lebanon mengungsi ke Surian.
Sejak serangan Israel dilancarkan pada 23 September 2024, UNHCR mencatat 100 ribu jiwa telah melewati perbatasann.
Para pengungsi adalah warga sipil Suriah yang sebelumnya mengungsi ke Lebanon karena perang saudara, serta gelombang warha Lebanon sendiri.
Para pengungsi, berdasar laporan UNHCR diliputi kecemasan dan ketakutan. Mereka terpaksa menyeberangi wilayah Suriah untuk menghindari serangan Israel.
Filippo Grandi, Komisaris Tinggi PBB untuk pengungsi atau UNHCR menjelaskan, PBB embuka empat titik pintu untuk menampung gelombang pengungsi.
“UNHCR hadir di empat titik tujuan pengungsi, bekerjasama dengan pemerintahan lokal di wilayah perbatasan Suriah – Lebanon,” tutur Filippo Grandi.
Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati menjelaskan, lebih dari satu juta warga keluar dari Lebanon ke sdejumlah arah ke wilayah perbatasan dengan sekitar.
“Mereka sebagian besar warga Lebanon dan para pengungsi yang sebelumnya berada di Lebanon. Ini gelombang pengungsi terbesar dalam sejarah Lebanon dalam beberapa dekade terakhir,” tutur Najib Mikati.
Lebanon juga mendesak PBB untuk memberi tekanan diplomatik ke Israel untuk menghentikan serangan. Ia juga mengupayakan perdamaian untuk seluruh pihak yang bertikai.
“Prioritas kami penghentian serangan. Gencatan senjata dan perdamaian, Kami meminta PBB untuk melakukan tekanan terhadap Israel dan pihak yang berkonflik,” tutur Mikati.
Mikati menyampaikan bahwa tentara Lebanon siap memfasilitasi perdamaian dan gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel.
“Tentara kami berada di zona netral. Kami fokus pada upaya perdemaian dan penghentian serangan,” tutur Mikati.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.