SUARA CIREBON – Sampah dan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) menjadi perhatian serius di Jawa Barat (Jabar).
Sebagai daerah penyangga ibukota dan menjadi pusat kawasan industri terluas di Indonesia, khususnya di Jawa, sampah dan limbah B3 menjadi masalah akut di setiap daerah pertumbuhan di Jabart.
Calon gubernur atau Cagub Jabar Dedi Mulyadi mengaku menerima banyak persoalan yang ditimbulkan oleh keberadaan sampah dan limbah B3.
“Ini masalah serius. Jabar merupakan wilayah pertumbuhan sebagai penyangga Jakarta dan pusat industrialisasi. Juga merupakan provonsi terpadat di Indonesia. Sampah dan limbah B3 ini jadi persoalan,” tutur Dedi Mulyadi.
Cagub Jabar nomor 4 ini mengaku sudah memiliki solusi cerdas dan inovatif, melalui pendekatan teknologi ramah lingkungan dan berbasis ekonomik kerakyatan.
“Harus ada solusi cerdas, melalui pendekatan teknologi ramah lingkungan dan sekaligus berbasis ekonomi kerakyatan. Sampah harus dirubah dari masalah menjadi berkah,” tutur Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi mencontohkan pengelolaan sampah dengan pembuatan pabrik pengolahan sampah seperti diterapkan di Kabupaten Purwakarta.
Dalam rencana kerjanyanya, Dedi Mulyadi bakal mendirikan pengelolaan sampah dan limbah di sejumlah daerah yang diawali dengan pembangunan di Purwakarta.
“Saya menghadiri ground breaking pabrik pengelolaan sampah dan limbah B3 di Desa Cilangkap, Kecamatan Babakancikao, Purwakarta. Ini akan menjadi role model pengelolaan sampah di seluruh Jabar,” kata Dedi Mulyadi di Purwakarta.
Ke depan, harus bisa berkolaborasi dengan swasta untuk membangun pengelolaan sampah dan limbah, sebagai solusi di sejumlah daerah.
“Teman-teman saya yang berkreasi dari pengelolaan limbah B3, membuat pabrik di Purwakarta, tentunya sebagai sahabat lama senang, ada pabrik pengelolaan limbah,” katanya.
Keberadaan pabrik pengolahan sampah dan limbah bisa menjadi solusi di wilayah Purwakarta, Karawang, hingga Bekasi bahkan Jakarta. Nantinya, limbah dan sampah diolah menjadi berbagai produk seperti pupuk organik, produk peternakan hingga batako.
Untuk limbah rumah sakit yang selama ini menjadi kekhawatiran semua pihak, bisa diolah dan ditangani secara profesional oleh perusahaan tersebut.
“Ini bentuk bagaimana kita mendapat berkah. Yang disampaikan di berbagai kesempatan bukan hanya omon-omon tapi faktanya sudah ada, nih pengelolaan limbah sudah ada pabriknya,” kata dia.
Tidak hanya soal penanganan sampah dan limbah, keberadaan pabrik tersebut membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Begitu pun pajak yang dihasilkan bisa meningkatkan pendapatan bagi pemerintah daerah dan provinsi.
Mantan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI itu mengatakan, keberadaan pabrik seperti itu bisa menghasilkan multiplayer efek yang menguntungkan masyarakat. Tidak hanya sampah dan limbah dikelola, hasilnya pun bisa dimanfaatkan langsung masyarakat.
“Nanti daerah tidak perlu lagi bangun TPA, kerja sama saja dengan ini. Sampah dikelola langsung pabrik kan biayanya sama juga, bahkan bisa lebih murah,” tuturnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.