SUARA CIREBON – Kelompok konservatif kanan benar-benar menguasai Amerika Serikat pada pemilihan umum atau Pemilu di Negeri Paman Sam tersebut.
Tidak hanya eksekutif melalui kemenangan Donald Trump atas Kemala Harris pada Pemilihan Presiden atau Pilpres Amerika, konservatif juga memenangi pemilu untuk kursi Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Partai Republik yang dalam politik Amerika disebut sebagai konservatif kanan, benar-benar menang besar dalam pemilu dan Pilpres Amerika tahun 2024 ini.
Donald Trump, berdasar hasil penghitungan suara final, meraih kemenangan cukup tebal atas Kemala Harris dari Partai Demokrat yang dalam lanskap politik Amerika disebut sebagai kelompok kiri liberal.
Donald Trump, dipastikan kembali memegang kendali atas Gedung Putih dengan meraih kemenangan 277 suara elektoral (electoral vote), dan akan menjadi Presiden Amerika ke 45 dan 47.
Pria berlatar pengusaha kaya dan berusia 78 tahun itu akan kembali memegang kekuasaan atas berbagai kebijakan Washington dalam empat tahun ke depan, dari 2025-2029.
Sementara rivalnya, Kemala Harris yang masih menjabat sebagai Wakil Presiden Amerika, terpaut cukup jauh, meraup dukungan 224 suara elektoral.
Kemenangan besar Donald Trump, diikuti secara berbarengan dengan kemenangan Republik dalam pemilihan kursi Senat dan juga legislatif, DPR (House of Representative).
Republik benar-benar memborong eksekutif dan legislatif, serta Senat. Empat tahun lalu, pada pemilu 2020, kemenangan besar politik diborong kelompok liberal, Demokrat.
Hasil pengitungan suara untuk Senat, sampai Rabu sore, Republik yang juga disebut sebagai Tke Hawkis karena logo paryai berlambang burung rajawali, telah meraih 52 kursi.
Sedangkan Demokrat, atau kaum Dovish karena berlogo burung dara, hanya meraih 42 kursi. Perolehan kursi Republik untuk Senat telah melebihi ambang batas suara demokratig, 50 persen.
Untuk kursi DPR,lagi-lagi konservatif Republik menguasai perolehan kursi. Meski belum mencapai margin suara demokratik 50 persen, namun trendnya terus meningkat.
Penghitungan suara terbaru, Republik telah memperoleh 198 kursi.Sementar Demokrat, meraih 180 kursi. Sisa suara, berpotensi lebih besar kepada kemenangan Republik di kursi legislatif.
Diborongnya kemenangan politik oleh Republik, menjadikan Donald Trump akan jauh lebih mudah mengeluarkan berbagai kebijakan karena Senat dan DPR dikuasai partainya.
Situasi ini berbeda dengan ketika Donald Trump menjadi Presiden Amerika ke 45 pada tahun 2018-2022 lalu. Kebijakan Trump banyak terganjal oleh Senat dan DPR yang dikuasai Demokrat.
Nasib dunia, akan dipertaruhkan oleh kebijakan-kebijakan konservatif Donald Trump dan Republik yang konservatif, baik secara ekonomi maupun politik, di dalam maupun di luar negeri.
Kelompok konservatif Amerika, cenderung lebih berpihak kepada pengusaha dalam kebijakan ekonomi. Memperkecil porsi campur tangan negara dalam perekonomian.
Di bidang sosial, konservatif Amerika cenderung rasistik dan diskriminatif. Menonjolkan supremasi kulit putih (white supremacy), sektarianisme agama seperti Islamophobia dan anti imigran.
Di bidang politik dan keamanan, cenderung invasif dan ofensif. Lebih terbuka keberpihakannya kepada Israel dalam kebijakan Timur Tengah, dan lebih frontal dalam menghadapi dominasi ekonomi China.
Setelah George W Bush yang menginvasi Afghanistan dan Irak, Donald Trump, dinilai sebagai sosok paling sempurna dari representasi The Hawkish, kelompok neo konservatif Amerika.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.