SUARA CIREBON – Banjir yang kerap terjadi pada musim penghujan, tidak hanya menimbulkan kerusakan fisik pada bangunan dan sarana, namun juga memunculkan sejumlah ancaman penyakit.
Selain potensi merebaknya beberapa penyakit seperti demam berdarah dengue (DBD), gatal-gatal, flu dan sebagainya, salah satu jenis penyakit yang harus diwaspadai saat musim hujan seperti saat ini, adalah leptospirosis.
Hal itu dikemukakan, Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Cirebon, Nurpatmawati melalui Ketua Tim Kerja P2PM, Subhan, Kamis, 23 Januari 2025.
Menurut Subhan, leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira. Bakteri leptospira ini dapat menyebar melalui urine (kencing) tikus yang terinfeksi.
Penyakit tersebut biasanya muncul ketika musim hujan atau ketika terjadi banjir di sebuah wilayah. Air hujan atau banjir yang terkontaminasi air kencing tikus, bisa menyebabkan timbulnya penyakit leptospirosis.
Subhan mengakui, Dinkes Kabupaten Cirebon belum menerima laporan kasus leptospirosis di wilayah yang terdampak banjir.
“Dari banjir kemarin sih enggak ada informasi terkait dengan leptospirosis. Kalau pun ada kasusnya, kebeneran bukan daerah banjir. Itu kan penyakit zoonosis berbasis binatang, itu biasanya dari kencing tikus,” ujar Subhan.
Menurut Subhan, kasus leptospirosis di Kabupaten Cirebon sangat jarang terjadi. Saat ini, pihaknya tengah memastikan informasi terkait penyakit tersebut yang menimpa warga di wilayah Kecamatan Ciledug.
Terlebih, wilayah tersebut bukan merupakan daerah yang terdampak banjir seperti wilayah lainnya pada pekan kemarin.
“Kita lagi memastikan dulu, karena ini baru terduga, ya di daerah Ciledug,” kata Subhan.
Ia menjelaskan, ketika seseorang terpapar penyakit leptospirosis akan merasakan gejala yang sama dengan gejala penyakit lainnya, yaitu panas, dan sakit kepala. Hanya saja, gejala yang khas dari penyakit tersebut, ada nyeri di bagian betis ketika sakit kepala dan panas.
“Untuk membuktikannya, harus diperiksa di laboratorium. Sedangkan untuk pencegahannya, kalau di daerah banjir ya kita pakai sepatu boot, kaki dan bagian tubuh lainnya yang basah kena air banjir harus cepat dicuci,” terang Subhan.
Menurut Subhan, leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi air kencing tikus. Air yang terkontaminasi kencing tikus yang mengenai kulit, apalagi kulit yang terluka, sekecil apapun lukanya, akan menyebabkan terjadinya infeksi.
Penyakit leptospirosis biasanya muncul ketika musim hujan atau terjadi banjir. Ketika hujan datang, tikus akan keluar got dan air kencingnya bisa menginfeksi orang.
Meskipun penyakit tersebut mematikan, namun sebenarnya tidak begitu serius. Hanya saja, ketika dibiarkan menginfeksi lewat kulit, leptospirosis ini sama seperti infeksi yang lain.
Sehingga ketika terus terpapar, maka risikonya infeksi berkelanjutan. Ketika infeksi terus berulang, penyakit leptospirosis juga bisa mematikan.
“Mematikan iya, selama berulang terkena infeksinya. Tapi kan jarang sekali sampai ke kematian,” paparnya.
Ia menjelaskan, tikus yang menyebabkan penyakit leptospirosis adalah tikus yang kerap masuk ke rumah atau tikus rumahan yang hidupnya di area kotor. Ia menyampaikan, daerah yang harus diwaspadai akan munculnya penyakit tersebut ialah di daerah urban.
Pasalnya, meskipun dari sisi infrastruktur jalan kelihatan mulus dan bagus, tapi karakter daerah urban adalah kumuh di belakangnya. Namun setelah dilakukan pengecekan, daerah urban di Kabupaten Cirebon tidak ditemukan kasus leptospirosis.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.