SUARA CIREBON – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon bergerak cepat mencari solusi permanen untuk memperkecil risiko banjir di wilayah Kecamatan Waled, utamanya di dua desa langganan banjir, yakni Desa Mekarsari dan Desa Gunung Sari.
Wakil Bupati Cirebon, H Agus Kurniawan Budiman, di sela kegiatan meninjau lokasi banjir, langsung menggelar diskusi secara intens bersama Kuwu dan tokoh masyarakat untuk merumuskan langkah teknis yang bisa memperkecil risiko banjir di wilayah tersebut.
Dari hasil peninjauan lapangan bersama Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung (Cimancis), Dwi Agus Kuncoro dan Forkopimda Kabupaten Cirebon, dua solusi sementara disepakati bersama BBWS.
Wabup Agus mengatakan, dua solusi sementara yang disepakati bersama BBWS itu berupa pembuatan pintu air di tiga titik di Desa Gunungsari.
“Solusi pertama yaitu akan dibuatkan pintu air tiga titik di Gunungsari. Mudah-mudahan nanti akan cepat direalisasikan,” kata Jigus, sapaan akrabnya.
Sementara solusi kedua, adalah pembuatan sodetan dari Mekarsari ke Sungai Pembuang Putat agar air bisa dialirkan menuju Sungai Ciberes. Pembuatan sodetan ini diyakini dapat meminimalisir banjir yang kerap merendam dua desa tersebut.
“Ini supaya meminimalisasi banjir yang ada di dua desa tersebut. Karena tadi setelah nanya ke warga, itu satu tahun sekitar 30 sampai 35 kali banjir terjadi di dua desa ini. Mudah-mudahan ke depan nanti dengan adanya solusi ini bisa mengurangi tensi banjir khususnya yang ada di dua desa ini,” kata Jigus.
Menurut Jigus, kondisi wilayah Desa Mekarsari dan Gunungsari yang berbentuk cekungan membuat air sulit surut jika tidak ada saluran pembuang yang memadai.
“Jadi ketika banjir, kalau ada saluran pembuang air, insyaallah mungkin air tidak akan lama tergenang,” jelas Jigus.
Terkait realisasinya, Jigus menyampaikan, pembangunan pintu air menjadi kewenangan BBWS. Namun untuk sodetan, Pemerintah Desa bersama warga masih perlu bermusyawarah karena menyangkut penggunaan lahan masyarakat.
Dalam peninjauan tersebut, Wabup juga menyalurkan bantuan kepada warga di dua desa yang terdampak banjir.
“Saya mewakili Pak Bupati, didampingi juga oleh Pak Kepala BBWS meninjau lokasi banjir, terutama di Kecamatan Waled, yaitu Desa Mekarsari dan Gunungsari. Tadi kami dari pemerintah daerah memberikan bantuan kepada masyarakat di dua desa tersebut yang terdampak banjir,” paparnya, Jumat, 21 November 2025.
Kepala BBWS Cimancis, Dwi Agus Kuncoro, memastikan pemasangan pintu klep di tiga titik akan segera dilakukan. Pemasangan pintu klep dijadwalkan awal tahun 2026.
“Paling lambat mungkin di awal 2026 lah ya. Kita pesan dulu pintunya, diukur dulu sesuai dengan dimensinya,” kata Dwi Agus Kuncoro.
Sedangkan untuk pembuatan sodetan, BBWS menunggu kepastian status lahan. Setelah tanah dinyatakan clear, alat berat akan segera diturunkan untuk melakukan sodetan.
Selain itu, kolam retensi juga akan buat di beberapa titik untuk tampungan air sementara sebelum akhirnya mengalir ke Sungai Ciberes.
“Nanti ujungnya juga ke Sungai Ciberes,” jelas Dwi Agus.
Ia menjelaskan, sodetan direncanakan sepanjang 1,5 kilometer, membelah aliran dari Sungai Cipancak (Lebak Putat) menuju Ciberes. Jika dalam jalur tersebut terdapat cekungan yang berpotensi dimanfaatkan, BBWS akan membangun kolam retensi tambahan untuk memperlambat debit air masuk.
“Dari Sungai Cipancak, Lebak Putat ke Ciberes itu 1,5 kilometer rencananya. Tapi kami nunggu clear tanahnya dulu,” terangnya.
Selain itu, BBWS juga terus melakukan normalisasi Sungai Ciberes secara bertahap, dari wilayah Cangkuang hingga Gebang yang membentang sekitar 28 kilometer. Pekerjaan dilakukan secara bertahap karena membutuhkan biaya besar.
“Kami mengamankan sungai utamanya dulu. Kemarin penyebab banjirnya kan Sungai Lebak Putat, itu anak sungainya, ini yang kita sodet supaya air tidak terkonsentrasi di Mekarsari,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.