SUARA CIREBON – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memberikan penghargaan Adiwiyata kepada sekolah-sekolah di Kabupaten Cirebon yang berhasil meraih predikat Sekolah Adiwiyata.
Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Wakil Bupati (Wabup) Cirebon, H Agus Kurniawan Budiman di gedung PGRI, Kecamatan Sumber, Rabu, 10 Desember 2025.
Wabup mengatakan, penghargaan sekolah Adiwiyata merupakan apresiasi dari pemerintah kepada sekolah yang berhasil menerapkan pendidikan lingkungan hidup melalui Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS) dengan baik, dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional.
Penghargaan Adiwiyata ini menjadi landasan bagi Pemkab Cirebon dalam upaya menjaga ekosistem dan melestarikan lingkungan. Ia menjelaskan, upaya pelestarian lingkungan ini membutuhkan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak dari mulai pemerintah desa, masyarakat hingga dunia pendidikan.
Melalui adiwiyata ini, sekolah didorong untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang berwawasan lingkungan, mengelola sarana prasarana dengan baik, serta membangun partisipasi aktif seluruh warga sekolah dan masyarakat sekitar dalam menerapkan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah (GPBLHS).
“Harapannya nanti, bisa mulai didengungkan oleh pelajar cara bersih-bersih, membuang sampah pada tempatnya, bagaimana menanam pohon supaya bisa melestarikan lingkungan,” ujar Jigus, sapaan akrab Wabup.
Lebih jauh, Jigus juga mengajak para pelajar di Kabupaten Cirebon untuk berpartisipasi aktif dalam melakukan penanaman pohon sebagai upaya menjaga ekosistem guna mencegah terjadinya banjir seperti yang terjadi di wilayah Waledasem, Kecamatan Waled.
Di daerah tersebut, salah satu penyebab banjir adalah kondisi bukit yang gundul akibat pembalakan liar.
“Pohon-pohon ditebang oleh para oknum. Kini kita mulai dari pelajar, harapannya nanti bisa menanam pohon dan tidak terjadi lagi pembalakan liar,” kata Jigus.
Ia menambahkan, kolaborasi antara DLH dan Disdik ini akan terus ditingkatkan di tahun-tahun mendatang. Sehingga, jumlah sekolah dengan predikat Adiwiyata terus meningkat dan pelestarian lingkungan bisa menjangkau wilayah lebih luas.
“Tahun ini memang baru 80 sekolah. Nanti secara bertahap tahun depan dinaikkan lagi, bisa 100 sekolah dan seterusnya. Nanti kurikulumnya bisa diterapkan di sekolah-sekolah,” paparnya.
Kepala DLH Kabupaten Cirebon, Dede Sudiono, mengatakan, penghargaan Adiwiyata salah satu gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup untuk generasi yang akan datang.
Nilai-nilai yang diterapkan dalam sekolah adiwiyata ini mencakup sejumlah indikator di antaranya, kebersihan, ruang terbuka hijau serta konservasi energi dan air di lingkungan generasi sekolah.
“Selama tiga tahun ini sudah ada sekitar 83 sekolah adiwiyata, baik tingkat kabupaten, provinsi maupun pusat,” ujar Dede Sudiono.
Penilaian dilakukan mulai dari jenjang SD, SMP sampai SMA dan sederajat. Proses penilaian dilakukan mulai dari pendampingan, pembinaan, penilaian dan evaluasi secara terus menerus.
Apabila memenuhi nilai penghargaan tingkat kabupaten, sekolah yang bersangkutan akan diusulkan ke tingkat provinsi dan seterusnya.
“Ketika nilai di bawah ambang provinsi atau nasional, maka sekolah tersebut tidak masuk ke dalam kategori penilaian. Tapi evaluasinya berlaku selama empat tahun. Setelah itu harus mengikuti kembali apabila ingin mempertahankan status sekolah adiwiyata,” paparnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.