KUNINGAN, SC- Salah satu Perumda milik Pemkab Kuningan, Bank Kuningan menjadi mitra Bank Sampah yakni dengan menampung rupiah hasil dari menabung sampah.
Direktur Bank Kuningan, H. Dodo Warda SE., menjelaskan, hal itu adalah salah satu terobosan dari pihak pengelola sampah. Dimana nanti pihak perbankan akan bekerjasama dalam pengumpulan dana dari produksi bank sampah tersebut.
“Mudah-mudahan dengan kehadiran Bank Kuningan ini akan bisa memberi manfaat lebih bagi masyarakat, terutama dari hasil produksi sampah, jika bisa dikelola secara maksimal maka akan bisa menghasilkan rupiah yang cukup tinggi,” ujar H.Dodo saat launching Bank Sampah di Universitas Kuningan (Uniku), belum lama ini.
Sebagai awal kemitraan, Bank Kuningan memberikan support berupa kaos bagi petugas Bank Sampah yang ada di desa-desa binaan, dan memberikan buku tabungan.
Kerja sama tersebut berlangsung dalam acara memperingati Hari Bumi Tahun 2021 dengan tema ‘Pulihkan Alam’. Dimana tema tersebut mengajak kepada masyarakat untuk bisa mengelola sampah menjadi barang yang bernilai ekonomis, sehingga bumi pun bisa terselamatkan dari polusi dan bahaya sampah yang dibiarkan menumpuk sehingga merusak alam.
Hadir dalam kesempatan itu, Ketua Tim Penggerak PKK, Hj.Ika Rahmatika Purnama, dan sejumlah kepala SKPD, Rektor Uniku, Rektor Patriot Bekasi serta undangan lainnya. Untuk tahap awal, dikukuhkan sebanyak 12 bank sampah unit yang menjadi mitra Bank Kuningan.
BACA JUGA: Soal Rencana Kenaikan Tunjangan Anggota DPRD Kabupaten Kuningan, Dimana Hati Nuranimu Para Wakil Rakyat?
Bank Sampah untuk saat ini jadi gerakan efektif dalam penanganan sampah yang tidak tertanggulangi oleh pelayanan Dinas Lingkungan Hidup.
Cara mengumpulkan sampah, angkut lalu buang ke tempat pembuangan akhir (TPA) bukan solusi yang baik. Sebab itu hanya pengalihan persoalan di TPA saja.
“Penanganan sampah harus dilaksanakan dari hulu. Bukan dari hilir. Siapa hulunya? Tentunya hulunya adalah rumah tangga. Jika rumah tangga mampu melakukan pemilahan antara sampah organik dan anorganik. Maka bisa dikatakan selesai. Sampah anorganik dijadikan rupiah dan organik jadi kompos,” ujar Hj.Ika Acep Purnama. (Nung Kh)