Mengatasnamakan Pemuda Blok Baitul Hikmah Desa Tegalgubug, para pemuda yang tergabung didalamnya, secara konsisten mengumpulkan sampah dari warga. Bahkan, sudah berlangsung cukup lama, hingga 10 tahun lamanya.
Perwakilan Pemuda, Khozim menyampaikan, selama kurun waktu 10 tahun itu, kegiatannya dinilai sederhana. Namun bermakna. “Kita menyebarkan karung ke rumah-rumah warga. Lalu setiap minggu tepatnya Kamis sore, kita mengambil karung. tersebut. Warga sudah mengisinya dengan sampah,” katanya, Senin (6/12/2021).
Sampah yang dikumpulkan warga itu jenisnya adalah sampah yang bisa didaur ulang. Seperti botol plastik, bekas kardus, kertas dan lainnya. Warga sudah tau sendiri. Mereka memilahnya. “Tapi, kita tetap menyortir sesuai jenisnya,” tutur dia.
Nantinya, sampah-sampah itu tidak dibiarkan begitu saja. Tapi dijual. Pastinya berdaya guna dan menghasilkan. Katanya, sampah itu, adalah emas yang tercecer.
Meski bagi kebanyakan orang, sampah dianggap menjadi masalah serius. Itupun kata dia, tidak dipungkiri, masih banyak juga masyarakat yang berprilaku buruk mengenai sampah.
Semua itu, kata Khozim lantaran kurangnya kesadaran dari masyarakat. Akhirnya banyak yang membuang sampah sembarangan.
Padahal, bahaya membuang sampah sembarangan, efeknya tidak hanya kepada si pembuang saja. Sebut misalnya, menyebabkan banjir. “Kan tidak ke satu orang. Atau yang membuang smapah sembarangan saja. Tapi semuanya kena dampaknya,” jelasnya.
Sampah itu, sambungnya, bisa dimanfaatkan, bahkan, bisa menjadi ladang usaha menjanjikan. Caranya, dengan mendaur ulang, dan ketika dijual, tentu menghasilkan. “Dan dari penjulan ini pun, kita berdayakan ulang. Kita gunakan sebagaimana mestinya,” imbuhnya.
BACA JUGA: Pembongkaran Pasar Jungjang Ricuh
Pembina pemuda Blok Baitul Hikmah, Ahmad Fawaz menjelaskan, gerakan pemuda di bloknya itu, merupakan sedikit ikhtiar untuk penanganan sampah. Dengan memilah sampah plastik ke rumah-rumah warga.
Ia pun berharap, kegiatan tersebut, bisa diterapkan oleh kuwu terpilih desa Tegalgubug. “Kami harapkan kuwu terpilih ini bisa mengaplikasikan kegiatan ini di blok lainnya,” kata Fawaz.
Menurutnya, sampah plastik dan kertas menjadi sumber utama sampah. Jumlahnya cukup banyak. Bisa mencapai 37 persen dari total sampah. Artinya, ketika dikelola, tidak hanya menjadikan lingkungan terbebas sampah, tapi sekaligus ada incam yang bisa dimanfaatkan. (Sarrah)