KABUPATEN CIREBON, SC- Petani di Desa Babakan, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon yang tergabung dalam Kelompok Tani Berkah Mandiri membuat pupuk organik sendiri. Hal itu disebabkan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi.
Salah satu petani desa setempat, Muhammad mengatakan, menggunakan pupuk organik dapat menghemat biaya. Pasalnya, selain sulit didapatkan, harga pupuk bersubsidi pun jauh lebih mahal disbanding membuat pupuk organik sendiri.
“Tidak pusing mikirin pupuk subsidi yang saat ini sulit mencarinya. Maka dari itu kami kelompok tani membuat pupuk organik sendiri dan hasilnya juga lebih bagus dibandingkan pupuk kimia,” kata Muhammad, Kamis (17/2/2022).
BACA JUGA: Pintu Air Laut Bocor, Petani Bungko Khawatir Gagal Panen
Dia mengungkapkan, dengan menggunakan pupuk cair organik ini, dirinya bisa menghemat biaya hingga ratusan ribu rupiah. Karena, bahan-bahan untuk membuat pupuk organik tersebut mudah didapatkan dan dapat ditemui di sekitar.
“Menggunakan pupuk organik lebih bagus, berasnya putih. Untuk seperempat hektare mencapai 7 kwintal atau sebau mencapai 4,7 ton. Dari awal Kelompok Tani Berkah Mandiri selalu memakai pupuk organik dan saat ini banyak petani merasakan hasilnya,” ujarnya.
Sehingga, menurut Muhammad, kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi pun menjadi berkah tersendiri bagi kelompok tani ini. Karena, petani harus tetap melakukan aktivitas pertaniannya di tengah keterbatasan tersebut.
BACA JUGA: Padi Mati Membusuk, Petani Rugi Ratusan Juta Rupiah, Ini Penyebabnya
“Petani saat ini merasakan manfaatnya dengan menggunakan pupuk organik, biayanya pun sangat jauh berbeda dengan pupuk kimia. Lebih irit hasilnya pun sangat memuaskan. Saya sangat berharap, semoga para petani bisa menggunakan pupuk organik karena selain aman juga tanah area sawah tetap subur,” katanya.
Untuk itu, Muhammad berharap, pemerintah daerah dapat membantu untuk menyosialisasikan kepada para petani untuk menggunakan pupuk organik. Juga diharapkan, pemerintah daerah bisa memfasilitasi proses sertifikasi pupuk yang dibuat Kelompok Tani Berkah Mandiri tersebut dan membantu proses pemasarannya.
“Pembuatan sertifikasi sangat mahal, sehingga kami Kelompok Tani Berkah Mandiri tidak mampu sehingga produk kami tidak bisa dipasarkan,” tandasnya. (Vicky)