KABUPATEN CIREBON, SC- Pembeli menurun, keuntungan menipis begitulah yang dirasakan para penjual daging sapi di Pasar Pasalaran, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon. Kenaikan harga yang terus terjadi selama dua bulan terakhir membuat para pedagang harus mengelus dada.
Salah satu penjual daging Hj. Nani menyampaikan, pembelian dari para langganannya berkurang, sejak harga jual daging di pasaran berada di angka Rp120.000 per kilo. Diakuinya dari harga jual daging ia hanya memperoleh keuntungan Rp5.000.
“Ini sapi Jawa (lokal) harga belanja di tukang jagalnya kan Rp115.000 per kilo, dan saya nggak bisa jual lebih dari Rp120.000 per kilo karena kan saat ini lebih ke langganan, dan di harga Rp120.000 saja langgan banyak yang ngurangin dan nggak beli,” ungkapnya, Selasa (8/3/2022).
BACA JUGA: Pemkab Cirebon Belum Anggarkan Dana Cadangan Pemilu
Hanya menjual daging sapi Jawa (lokal) Nani akui, bahwa harga dan penjualan tahun ini lebih parah dibanding tahun lalu. Pasalnya, pada tahun ini harga sudah melonjak tinggi, bahkan, sebulan sebelum puasa.
“Parah tahun ini kalau tahun kemarin harganya itu naik tidak setinggi ini kalau tidak salah Rp115.000-an itu saya jual dan harga di penjagal masih memiliki keuntungan yang lumayan dan pembelinya juga,” jelasnya.
Nani sendiri berharap agar harga sapi dapat segera pulih, sehingga penjualan kembali normal dan harga di bulan puasa mendatang tinggi terlalu membumbung tinggi.
Di sisi lain, Ketua Pelaksana Rumah Potong Hewan (RPH) Battembat milik Pemda Kabupaten Cirebon Untung, menuturkan kenaikan harga sapi berdampak pada retribusi RPH. Jika dipersentasekan, penurunan mencapai 25 hingga 30 persen.
BACA JUGA: Bejat! Kakek 64 Tahun di Gempol Cirebon Perkosa Gadis 25 Tahun Penyandang Disabiltas
“Kita kan hanya fasilitas dari Pemda jadi nggak rugi. Tapi ya turun, kurang lebihnya ya segitu (25 sampai 30 persen). Kalau penyembelihan minimal melayani sehari biasanya 3 ekor bisa jadi 2 atau 1 ekor saja,” kata Untung.
Masih kata Untung, kenaikan harga daging tahun ini cukup cepat. “Tahun ini saja lumayan sudah 3 kali naik sapi impor da otomatis jawanya (sapi lokal) ikutan,” tutupnya. (Sarrah)