SUARA CIREBON – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penyakit yang kerap menyebar saat musim hujan.
Salah satu penyakit yang diimbau untuk diwaspadi adalah Leptospirosis.
Pasalnya, leptosprirosis ditularkan melalui air yang terkontaminasi kencing tikus.
Hal itu dikemukakan, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Cirebon, Sartono, saat ditemui Suara Cirebon usai rakor antisipasi penanganan gangguan ginjal akut anak di ruang Nyi Mas Gandasari, Setda Kabupaten Cirebon, Senin (31/10/2022).
BACA JUGA: Banyak Bencana, IRB Kabupaten Cirebon 10 Besar Tertinggi
Menurut Sartono, saat hujan datang tikus terpaksa keluar dari got tempat tinggalnya.
Saat bersamaan, tikus juga kencing dan terbawa banjir hingga ke permukiman bahkan masuk ke dalam rumah warga.
“Kalau air yang terkontaminasi kencing tikus mengenai kulit bahkan kulit yang terluka sekecil apapun lukanya, akan menyebabkan terjadinya infeksi.
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi air kencing tikus ini disebut leptospirosis. Ini yang harus diwaspadai saat musim hujan,” kata Sartono.
BACA JUGA: Masyarakat Diimbau Waspada Ancaman Bencana
Meskipun penyakit tersebut mematikan dan tidak begitu serius, namun menurutnya, kalau dibiarkan menginfeksi lewat kulit, leptospirosis sama seperti infeksi yang lain.
Sehingga ketika terus terpapar maka risikonya infeksi berkelanjutan.
Dan ketika infeksi terus berulang, diungkapkan Sartono, penyakit leptospirosis juga bisa mengakibatkan kematian.
“Mematikan iya, selama berulang terkena infeksinya. Tapi kan jarang sekali, kasusnya banyak tapi jarang sekali sampai ke kematian,” terangnya.
BACA JUGA: Polres Ciko Cek Perlengkapan Tanggap Bencana
Ia menjelaskan, tikus yang menyebabkan penyakit leptospirosis adalah tikus yang kerap masuk ke rumah atau tikus rumahan yang hidupnya di area kotor.
Karena itu, daerah yang harus diwaspadai akan munculnya penyakit tersebut yakni di daerah urban.
Pasalnya, meskipun dari sisi infrastruktur jalannya kelihatan mulus dan bagus, tapi karakter daerah urban itu perumahan di belakangnya adalah kumuh.
Sartono menyebutkan, salah satu contoh daerah urban yang karakteristiknya kumuh adalah di wilayah Kecamatan Plered.
BACA JUGA: KAI Cirebon Lakukan Pemetaan Area Rawan Bencana
Kendati demikian, setelah dilakukan pengecekan, di daerah tersebut tidak ditemukan kasus leptospirosis.
Begitupun di daerah-daerah lainnya di Kabupaten Cirebon, Sartono mengaku tidak menerima laporan adanya kasus leptospirosis.
“Kita belum pernah menemukan leptospirosis. Kita kan ada 60 puskesmas sebagai mata-mata. Jadi kalau ada kasus, (Puskesmas, red) pasti lapor ke kita. Tapi sampai sekarang belum ada laporan,” pungkasnya. (Islah)