Diceritakan, pada zaman dahulu, ketika Syekh Siti Jenar atau Syekh Lemahabang wafat, sepeninggalan salah seorang wali yang kontroversi itu pesantren dan santrinya kurang terurus.
Pada kesempatan tersebut, Syarif Hidayatullah wanti-wanti agar pesantren, termasuk masjid/musala dan santrinya harus benar-benar diperhatikan oleh masyarakat.
Pada saat bulan Syafar, para santri dari Syekh Siti Jenar tersebut diberikan kesempatan untuk memungut sumbangan untuk kelangsungan pesantren dan santri kepada masyarakat, terutama orang-orang kaya di Cirebon pada sekitar abad ke-15 lalu.
Dari catatan sejarawan dan budayawan Cirebon, TD Sujana, orang-orang kaya pada waktu itu memberikan sumbangan yang cukup besar untuk pesantren dan santri Syekh Siti Jenar.
Pada saat itu pula dihidupkan tradisi Tawur Ji. Yaitu, waktunya eks para santri Syekh Siti Jenar diberikan kesempatan untuk memungut sumbangan, terutama dari orang-orang kaya.
Dalam tradisi Tawur Ji yang biasanya berlangsung selama bulan Syafar tersebut ada syair yang dilantunkan. “Tawur Ji tawur, selamet dawa umur (Berilah kami sedekah Tuan, kami doakan semoga Tuan panjang umur).”
BACA JUGA: Harga HP Realme November 2022, Mulai dari Sejutaan Aja