SUARA CIREBON – Syarif Hidayatullah yang lebih dikenal dengan Sunan Gunung Jati salah satu anggota Wali Sembilan di Pulau Jawa banyak meninggalkan wasiat (nasihat) pada masa hidupnya di abad 15 Masehi.
Budayawan Cirebon, Ahmad Jajuli, menyampaikan, ada wasiat yang paling dikenal masyarakat, bukan saja oleh masyarakat Pantai Utara (Pantura) Cirebon dan Banten, tapi oleh masyarakat lainnya, wasiat itu adalah “Ingsun titip tajug lan fakir miskin (saya titip musala dan fakir miskin)”.
Menurut Jajuli, tajug bisa ditafsirkan secara luas, yaitu tempat ibadah Umat Muslim, seperti musala dan masjid yang harus tetap dirawat dan tetap dijadikan tempat untuk melakukan ibadah dan syiar Islam.
BACA JUGA: Wasiat Sunan Gunung Jati, Menahan Hawa Nafsu dan Cara Manghormati Tamu
Sementara arti fakir miskin, lanjut Jajuli, bisa berupa anak yatim, yatim piatu, orang-orang tidak mampu atau kaun dzuafa yang perlu dibantu sehingga Sinuhun Sunan Gunung Jati mewasiatkannya agar untuk diperhatikan oleh umat, terutama mereka yang punya rejeki lebih atau yang mampu.
“Wasiat Sinuhun Sunan Gunung Jati yang satu ini memang luar biasa monumental. Tidak hanya dikenal oleh masyarakat Cirebon dan sekitar Pantura lainnya, namun, juga oleh orang-orang di luar daerah tersebut,” ungkap Jajuli yang juga Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Cirebon itu, Jumat, 18 November 2022.
BACA JUGA: Harga HP Realme November 2022, Mulai dari Sejutaan Aja