SUARA CIREBON – Pada malam Jumat Kliwon, Kamis, 2 Februari 2023 malam Situs Lemahtamba di Desa Lemahtamba, Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon ramai dikunjungi orang dari berbagai daerah.
Di Situs Lemahtamba, selain terdapat bangunan peninggalan masa lalu, juga sumur yang airnya diyakini bertuah. Demikian pula lemah (tanah) dari lokasi tersebut banyak yang percaya bisa dijadikan obat bagi yang sakit, bahkan untuk penangkal santet.
Situs Lemahtamba merupakan peninggalan Pangeran Suryanegara, nama lain dari Raden Walangsungsang alias Pangeran Cakrabuana, salah seorang putra Kerajaan Pajajaran itu oleh sebagian masyarakat diyakini bisa dijadikan obat yang dalam bahasa Cirebon adalah “tambah”.
Selanjutnya tak heran apabila nama daerah yang sebelumnya Pademangan Ci Kujang itu berubah menjadi Lemahtamba. Bahkan, pada saat pandemi Corona Virus Disiase tahun 2019 (Covid-19) banyak pengunjung yang percaya tanah dan air dari tempat itu bisa untuk menangkal Covid.
Darsiwan, salah seorang pengunjung asal daerah Sukra, Indramayu mengatakan, namanya juga ikhtiar, bisa mencoba apa saja, mudah-mudahan tanah dan air dari Lemahtamba ini bisa bermanfaat.
“Namanya juga ikhtiar, bisa mencoba apa saja, tapi yang sudah-sudah dan pernah dilakukan orang tua saya, mungkin atas izin Yang Kuasa, air dan tanah ini bisa bermanfaat untuk tolak bala,” katanya, Jumat, 3 Februari 2023.
Juru kunci Situs Lemahtamba, H Kusnan Agustian, SH menyampaikan, asal-usul Lemahtamba tidak terlepas dari pusaka Kujang milik Raden Walangsungsang salah seorang putra Parubu Siliwangi yang bergelar Pangeran Suryanegara, beliau pernah menancapkan pusaka Kujang ke tanah yang kemudian keluar air.
“Jadi dulu sekitar abad ke-14, daerah ini awalnya bukan Desa Lemahtamba, tetapi Pademangan Ci Kujang, namun, pada perkembangannya air sumur dan tanah tersebut oleh masyarakat pada masa itu dijadikan obat atau Tamba akhirnya dikenal menjadi Lemahtamba,” terang Kusnan, beberapa waktu lalu.
Menurut Kusnan, dari cerita orang – orang tua zaman dahulu, ketika terjadi sayembara Nyi Ratu Mas Gandasari, salah seorang Srikandi Cirebon, barang siapa yang bisa mengalahkannya beliau, maka akan menjadi calon suami putri cantik jelita yang sakti mandraguna tersebut.
Baca Juga : Arca Mirip Miss V di Situs Pejambon Cirebon Telah Lama Hilang, hingga saat ini Belum Diketahui Keberadaannya
Atas sayembara tersebut, kemudian bertandanglah para ksatria melawan Gandasari, namun, tak ada yang mampu mengalahkan tokoh perempuan tersebut.
Diceritakan, seorang tokoh ulama bernama Syarif Arifin yang kelak bergelar Sekh Magelung asal Bagdad yang turut menyaksikan sayembara itu. Ketika Gandasari melemparkan selendang kencana tidak disengaja mengenai Syarif Arifin yang kemudian sakit, lemas tanpa tenaga.
Sharif Arifin menuju padepokan Ci Kujang. Ketika beristirahat bermimpi bertemu dengan seorang kakek yang pernah dikenalnya dan menyarankan agar meminum air dan membalurkan tanah dari Ci Kujang pada bagian yang sakit.
Setelah saran dari seorang kakek tersebut dipraktikkan dengan berdoa kepada Allah dan menyebut nama Pangeran Suryanegara mendadak sakitnya sembuh dan kembali bertenaga. Diduga berawal dari sinilah air dan tanah Lemahtamba akhirnya digunakan masyarakat untuk berbagai keperluan.
“Wallahua’lam bisowab. Tapi ketika ada tamu meminta air dari sumur Pangeran Suryanegara saya minta syarat yaitu ibadah lima waktunya harus bener,” kata Kusnan. ***