SUARA CIREBON – Tahun Baru Imlek menjadi hari yang paling ditunggu dan dirayakan oleh masyarakat Tionghoa atau China dimanapun di muka bumi.
Beragam persiapan biasanya dilakukan warga Tionghoa untuk menyambut malam Tahun Baru Imlek yang menjadi perayaan sangat istimewa.
Masyarakat Tionghoa, seperti kata budayawan Tionghoa berdarah Jawa dan Sunda, Jeremy Huang Wijaya, biasanya juga menggelar sejumlah atraksi atau pertunjukan kesenian dalam perayaan Tahun Baru Imlek.
“Atraksi kesenian selalu tidak terlepas dari berbagai perayaan hari-hari istimewa di kalangan masyarakat Tionghoa, termasuk saat Tahun Baru Imlek,” tutur Suhu Jeremy, Sabtu, 3 Februari 2024.
Suhu Jeremy menjelaskan, seni menjadi bagian tak terpisahkan bagi masyarakat Tionghoa yang selalu dipadukan dengan berbagai perayaan tradisional seperti Tahun Baru Imlek.
Ini tidak lepas dari pemahaman masyarakat Tionghoa akan hidup. Suhu Jeremu mengutip pepatah China kuno :
让生活充满欢乐色彩
Ràng shēnghuó chōngmǎn huānlè sècǎi
Artinya …”Warnai kehidupan dengan keceriaan”
Ada tiga jenis pertunjukan atau atraksi seni yang biasanya dipentaskan pada malam Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh.
- Pertunjukkan Kong Ayan atau Teh Yan
Biasanya dimainkan di kelenteng sebagai musik pengiring mereka yang melakukan sembahyang di malam Tahun Baru Imlek untuk menambah syahdu nya sembahyang atau peribadatan.
Kong Ayan dan Teh Yan asal mulanya berasal dari alat musik Huqin karena diperkenalkan oleh orang bar bar dari Asia Tengah.
Alat musik ini telah berusia 500 tahun sejak jaman Dinasti Sung (960-1279) yang kemudian berlanjut ke Zaman Dinasti Ming (1368-1644) dan Dinasti Qing (1644-1911).
Dalam kurun waktu tersebut Huqin mengalami metamorfosa, berubah bentuk dan berkembang menjadi berbagai macam jenis termasuk Erhu.
“Dari Erhu ini kita mengalami perubahan bentuk jadi Kong Ayan atau Teh Yan,” tutur Suhu Jeremy.
Kong Ayan atau Teh Yan masuk ke Nusantara ketika zaman kolonial Belanda sekitar abad ke 18 digunakan pada pesta nikah.
- Pertunjukan Wayang Po Te Hi
Biasanya dipentaskan di malam Tahun Baru Imlek dan malam Cap Go Meh.
Potehi berasal dari kata pou 布 (kain), te 袋 (kantong dan hi 戯 (wayang). Wayang Potehi adalah wayang boneka yang terbuat dari kain.
Mempunyai makna wayang yang berbentuk kantong dari kain. Wayang ini dimainkan menggunakan kelima jari.
Tiga jari tengah mengendalikan kepala, sementara ibu jari dan kelingking mengendalikan tangan sang wayang.
Kesenian tradisional dari Tionghoa ini telah berkembang selama kurang lebih 3.000 tahun lalu. Telah ada sejak Dinasti Jin (265-420 M) .
Wayang Po Te Hi dipertunjukkan juga disaat acara pernikahan.
- Pertunjukan Barongsay dan Liong
Di malam Tahun Baru Imlek, pagelaran Barongsay dan Liong bertujuan menghilangkan kesialan, menghilangkan penyakit dan menghilangkan bencana, selain juga mendatangkan rejeki.
Barongsay dan Naga Liong biasa dipertunjukkan di saat pembukaan toko, mall dan tempat usaha baru.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.