SUARA CIREBON – Kang Dedi Mulyadi rupanya tetap berkomitmen tegas terhadap premanime. Dalam kasus pemalakan dan pembacokan pekerja perbaikan jembatan Cihambulu, KDM enggan berkompromi.
Hingga Senin 1 April 2024, dua preman yang berbuat onar pada pekerja Jembatan Cihambulu di Desa Cijunti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta masih belum menyerahkan diri.
Karena itu, KDM membuat ultimatum kepada dua preman tadi. Dalam ultimatum itu, mantan Bupati Purwakarta itu hanya memberi dua pilihan, mau menyerahkan diri atau terpaksa polisi bertindak tegas.
“Saya nggak kompromi dengan premanisme. Untuk pelaku pemalakan dan pembacokan, saya hanya beri pilihan, menyerahkan diri secara baik-baik, atau polisi akan bertindak tegas,” tutur Kang Dedi Mulyadi.
Seperti diketahui perbaikan jembatan penghubung Purwakarta dan Subang itu dilakukan menggunakan dana pribadi Kang Dedi Mulyadi (KDM). Pekerjaan sempat terhambat karena adanya aksi premanisme yang meneror warga.
Saat ini baru satu preman yakni Arifin alias Ipin yang telah bertemu dan meminta maaf langsung pada KDM. Ipin yang berbuat pemalakan dan pemukulan tetap menjalani proses hukum dan menjalani pemeriksaan di Polres Purwakarta.
Sementara dua lainnya yakni Ebit dan Erik yang melakukan pemalakan, pengancaman hingga pembacokan terhadap pekerja hingga kini belum diketahui keberadaanya.
Keduanya kabur setelah video aksi premanismenya viral dan sadar kalau yang dihadapi seorang tokoh sangat disegani masyarakat di Jawa Barat dan nasional.
KDM mengatakan sudah menunggu kedua pelaku untuk datang baik-baik dan meminta maaf secara terbuka. Namun hingga kini belum ada kepastian keduanya akan bertindak kooperatif.
“Yang mengancam pakai golok kabur, masih sembunyi. Informasinya mau ketemu saya, tapi ditunggu tidak datang-datang,” ujar pria yang identik dengan iket putih itu.
Menurutnya ia masih berusaha menggunakan langkah persuasif agar keduanya mau muncul. Tapi jika hal tersebut tak dihiraukan maka langkah terakhir adalah menyerahkan sepenuhnya pada pihak kepolisian.
“Kalau tidak datang terus ya mungkin nanti ada surat penangkapan dan siap-siap diborgol, dijemput polisi,” tegas KDM.
Ia meminta Erik dan Ebit kooperatif seperti Ipin yang bersedia menjalani proses hukum atas perbuatannya. “Seperti Ipin dong gentle. Jadi untuk Ebit dan Erik segera datang ke saya atau ke Pak Kades, atau datang langsung ke polisi daripada kamu dijemput paksa,” ujarnya.
Senada dengan KDM, Ipin yang telah menyerahkan diri pun meminta kedua teman sekaligus saudaranya itu untuk mengikuti jejaknya.
“Kalian lebih baik segera temui Pak Dedi daripada urusannya jadi panjang,” ucap Ipin.
Kang Dedi Mulyadi berharap permasalahan tersebut bisa segera selesai agar para pekerja bisa bekerja dengan tenang sehingga perbaikan jembatan selesai tepat waktu pada pertengahan April 2024 nanti.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.