MENULIS jurnal bukan hanya soal kemampuan merangkai kalimat dan gagasan secara kognitif, tapi juga terkait dengan masalah Psikologis. Untuk itu, penulis perlu memiliki mental yang kuat untuk bisa menerima bila artikelnya ditolak berkali-kali, dikritisi, dan direview sesuai dengan keinginan reviewers dan editors.
Hal itu seperti dikatakan Guru Besar IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Prof Dr Septi Gumiandari MAg.
Kisah ini dimulai selepas dirinya menyelesaikan jabatan ketua di Lembaga Penjamin Mutu (LPM) IAIN Syekh Nurjati Cirebon tahun 2019. Prof Septi mulai belajar mendalami lebih intens dunia publikasi. Meski sebenarnya menulis dan meneliti sudah lama dilakukannya, yaitu semenjak dirinya kuliah dan diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Namun, kata dia, mempublikasikan karya ilmiah hasil penelitian adalah hal yang berbeda. Dalam publikasi karya ilmiah, terdapat 2 hal penting yang harus dimiliki seorang penulis, yakni kemampuan kendali diri dan perubahan mindset.
BACA JUGA: Guru Besar IAIN Cirebon Bertambah
“Dalam dunia publikasi, tidak selamanya artikel yang ditolak itu karena kualitasnya yang kurang baik, tapi bisa jadi karena masalah scope (ruang lingkup jurnal yang tidak sesuai dengan naskah yang dikirimkan), gaya selingkung jurnal yang berbeda dengan kebiasaan kita menulis, masalah antrian yang panjang dalam jurnal, dan lain-lain,” kata Prof Septi melalui keterangan yang ditulisnya di Sukabumi, Selasa (7/6/2022).