PVMBG memaparkan, wilayah Karangasem umumnya tersusun morfologi dataran pantai, dataran bergelombang, dan perbukitan bergelombang.
Sehingga wilayah ini terdapat bagian terjal yang pada umumnya morfologi tersebut adalah bagian dari gunung api.
PVMBG memaparkan, bahwa litologi wilayah ini tersusun atas batuan rombakan gunung api muda (breksi gunung berapi, lava, tuff, dll), alluvial sungai, alluvial pantai, dan itu semua berasal dari kuarter yang mengendap.
BACA JUGA: Pulau Dewata Diguncang 61 Gempa, 46 Rumah Rusak, Gempa Bali Kategori Dangkal
Disebutkan, di sejumlah lapisan batuan rombakan gunug api muda tersebut sudah mengalami pelapukan.
Bahkan, endapan kuarter tersebut bersifat lunak, urai, lepas, dan belum kompak. Sehingga, ketika ada guncangan gempa menjadi rawan.
Pelapukan yang terjadi oleh beturan gunung api muda ini menyebabkan wilayah tersebut rawan bencana ketika terjadi intensitas hujan tinggi maupun gempa-genmpa kecil terjadi.
Gempa Bali ini juga dipicu oleh aktivitas sesar aktif dengan mekanisme sesar naik busur belakang Flores.
PVMBG memaparkan, sesar ini membentang jauh, dari wilayah utara Bali, NTB, hingga ke Flores.
Bahkan, akibat aktivitas sesar yang aktif ini terus naik, pernah terjadi gempa besar pada tahun 2018 silam.
BACA JUGA: Warga Panik, 1 Jam Bali Diguncang 7 Kali Gempa, Semua Berpusat di Karangasem
Untuk itu, PVMBG mengungkapkan, wilayah Karangasem memang rawan bencana gempa dan tsunami. Untuk itu perlu ada mitigasi strukturan dan mitigasi non-stuktural di wilayah setempat.
PVMBG pun menegaskan, gempa bumi yang terjadi beberapa hari kemarin tersebut tidak akan menimbulkan bahaya lanjutan, seperti likuefaksi, gerakan tanah, dan retakan tanah.
Namun, data BKMG menunjukkan, permukiman yang terdampak gempa di Karangasem Bali beberapa hari kemarin tersebut memang terjadi di Kawasan Rawan Bencana (KRB).
BACA JUGA: Gunung Kerinci Meletus, Kepulan Awan Erupsi Setinggi 700 Meter, Pesawat Dilarang Melintas
Gempa Bali beberapa hari kemarin tersebut termasuk gempa menangah hingga tinggi.
BMKG pun menegaskan, gempa Bali ini tidak berpotensi tsunami walaupun gempa tersebut terjadi di dasar laut.
Kendati demikian, BMKG telah memberikan peringatan untuk wilayah pantai utara dan timur Karangasem berpotensi tsunami ketika gempa terjadi di dasar laut.
Potensi tsunami itu bisa mencapai sekitar 2 meter lebih melewati garis pantai.
Untuk diketahui, setelah gempa utama di Karangasem Bali mengguncang, terjadi banyak gempa susulan.
BMKG menyebutkan, bahwa gempa awal terjadi pada Selasa, 13 Desember 2022 pukul 16.56.41 WIB dan 17.00.42 WIB, dengan kekuatan 4,8 magnitudo dan 4,7 magnitudo.
Serta gempa susulan pada pukul 22.32.53 dan keesokan harinya pada Rabu, 14 Desember 2022 pukul 03.17.22 dengan kekuatan 3,3 magnitudo dan 3,9 magnitudo.***
BACA JUGA: JANGAN PANIK, Saat Ini 4 Gunung Berapi di Indonesia Berstatus Siaga, Tetap Waspada, Ini Daftarnya