SUARA CIREBON – Panen di Indramayu terus meluas. Tercatat sudah lebih dari 25.000 hektare sawah mulai panen di musim rendeng tahun 2024 ini.
Menyusul makin luasnya panen di Indramayu, gabah hasil panen mulai diperdagangkan. Harganya, masih bervariasi.
Berdasar pantauan, Selasa 16 April 2024, harga gabah untuk gabah kering panen (GKP) di Indramayu bervariasi.
Kisaran harga gabah atau GKP, antara Rp.5.500 per kilogram sampai Rp.6.000 per kilogram.
“Harga gabah tergantung kualitas. Yang bagus dihargai Rp.6000 per kilogram. Tapi kalau kurang bagus dihargai Rp. 5.500 per kilogram,” tutur Abdullah (59 tahun), salah satu bandar pengepul gabah di Haurgeulis.
Harga yang bervariasi itu karena kualitas padi hasil panen antar daerah ternyata berbeda-beda.
Ada daerah yang gabahnya (GKP) terlihat memiliki kadar air tinggi di atas 23 persen, terutama hasil panen dari wilayah sawah tumpang sari.
Gabah hasil panen tumpang terutama di wilayah selatan yang sawahnya berada di areal hutan jati seperti di Kecamatan Cikedung, Kroya, Gantar dan Haurgeulis selatan.
Gabah yang kadar airnya di kisaran 22 sampai 23 persen, dihargai cukup tinggi, di kisaran Rp.6.000 per kg.
“Bisa terlihat dari penampakan gabah. Ada yang bersih, ada yang ada bercak noda,” tutur Abdullah.
Gabah hasil panen yang kualitasnya relatif bagus, rata-rata yang dipanen dari hamparan murni areal sawah, bukan dari lahan tumpang sari.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Indramayu, H Sutatang menjelaskan soal harga gabah yang variatif tergantung kualitas.
“Kalau padi hasil tumpang sari, penyinaran mataharinya relatif kurang karena berada diantara pohon-pohon jati. Beda dengan yang sawah hamparan tersendiri dengan sinar matahari sepanjang hari,” tutur Sutatang.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.