SUARA CIREBON – Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, M Arif Kurniawan membuka Festival Kuliner Jalur Rempah Sarumban tahun 2024 yang digelar di Cirebon Waterland, Jumat, 12 Juli 2024.
Festival Kuliner Jalur Rempah Sarumban masuk dalam rangkaian peringatan Hari Jadi ke-597 Cirebon.
Dalam sambutannya, Pj Sekda Kota Cirebon mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu upaya nyata Pemerintah Kota Cirebon untuk terus menyebarluaskan narasi sejarah Cirebon melalui beragam kegiatan kreatif.
Arif menjelaskan, Sarumban merupakan istilah yang menjadi asal usul nama Cirebon, yang berarti “bercampur baur” atau akulturasi. Nama ini tercatat dalam Kitab Carita Purwaka Caruban Nagari yang ditulis pada tahun 1720 oleh Pangeran Aria Cirebon.
Kemudian, Jalur Rempah adalah jalur perdagangan dan budaya dengan rempah-rempah sebagai komoditas utama pada abad pertengahan. Jalur Rempah menggantikan Jalur Sutra yang semakin sepi, dan menjadi jalur utama perdagangan dan budaya yang menghubungkan antarsuku dan bangsa.
Menurut Arif, Pelabuhan Cirebon, pada paruh pertama abad ke-16 menjadi simpul keramaian perdagangan yang strategis dengan berbagai kapal besar.
“Dari sini, kita dapat melihat bahwa Cirebon, sejak dulu, sudah menjadi salah satu bandar niaga internasional yang menyalurkan komoditas rempah-rempah dari pedalaman Jawa Barat ke Eropa melalui Malaka,” ujarnya.
Pihaknya berharap festival ini dapat menjadi ajang kreatif dan produktif dalam memperkenalkan sejarah kejayaan Cirebon pada masa lalu, kejayaan ekonomi, kejayaan kebudayaan, dan kejayaan kuliner.
“Cirebon punya khasanah budaya yang kaya dan unik, itu yang menjadi valuenya. Multikulturalisme juga beragam dan hidup berdampingan. Kita ingin menonjolkan potensi itu dan bisa disampaikan ke masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek RI, Irini Dewi Wanti mengatakan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek berkomitmen untuk melakukan kampanye Jalur Rempah sejak 2020.
“Berbagai kisah berkaitan dengan warisan budaya tersebut dijahit untuk membentuk narasi Jalur Rempah. Cirebon menjadi bagian penting Jalur Rempah di Indonesia, kami tentu sangat apresiasi festival ini, karena bukan hanya mendukung penerapan narasi, tapi juga menampilkan khasanah kesejarahan nusantara,” ujar Irini Dewi.
Ia menjelaskan, ada lima pilar utama dalam program Jalur Rempah. Di antaranya kesejarahan, kesenian, kuliner, wastra dan literasi (manuskrip). Irini berharap, program ini kedepan bisa mendorong kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.
“Program ini juga berjalan atas kerja sama dari semua pihak, termasuk dari teman-teman media yang membantu ekspose narasi Jalur Rempah ini,” tandasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.