SUARA CIREBON – Disebut-sebut tertinggi di Ciayumajakuning, ternyata kenaikan Upah Minimum Kabupaten (UMK) di Indramayu hanya naik 170.540.
Berdasar data di tingkat Jawa Barat, kenaikan UMK Indramayu tahun 2025 menjadi 2.794.237 dari sebelumnya sebesar 2.623.697.
Terdapat selisih nilai 170.540 dibanding tahun 2024. Artinya kenaikan UMK Indramayu di bawah 200.000 per bulan.
Hal lebih rendah lagi terjadi di daerah lain di Ciayumajakuning seperti Kota dan Kabupaten Cirebon, kemudian Majalengka dan Kuningan.
Secara umum, di Ciayumajakuning, Indramayu menempati posisi tertinggi untuk tingkat kenaikan UMK. Sedangkan Kuningan terendah.
Berikut daftar kenaikan UMK di Ciayumajakuning :
– Kabupaten Indramayu 2.623.697 naik 2.794.237 (kenaikan 170.540)
– Kota Cirebon 2.533.038 naik 2.697.685 (kenaikan 164.647)
– Kabupaten Cirebon 2.517.730 naik 2.681.382 (kenaikan 163.652)
– Kabupaten Majalengka 2.257.871 naik 2.404.632 (kenaikan 146.761)
– Kabupaten Kuningan 2.074.666 naik 2.209.519 (kenaikan 134.853)
Kenaikan yang hanya di bawah 200.000 tersebut, nantinya akan berhadapan dengan kebijakan pemerintah menaikan Pajak Pertambahan Nilai atau PPN 12 persen.
Kemudian, ada penambahan pungutan pajak setiap perpanjangan STNK, baik sepeda motor maupun mobil, sebesar 66 persen.
Namanya opsen pajak, nilainya 66 persen dari nilai sebelumnya. Opsen pajak ini diberlakukan untuk Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).
Masing-masing pungutan opsen pajak BBNKB dan PKB 66 persen. Artinya, bila PKB dan BBNKB selama ini 100.000, maka tahun 2025 mendatang, saat perpanjang STNK menjadi 166.000.
Jika BBNKB dan PKB yangtertera pada STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) nilainya 1.000.000, maka tahun 2024, buruh yang akan memperpanjang STNK menjadi 1.660.000.
Rendahnya kenaikan UMK ini sangat dikeluhkan para buruh. Di Indramayu, buruh sektor migas (minyak dan gas) menuntut kenaikan UMK sebesar 30 persen.
Para buruh, selama ini terbebani branding Indramayu sebagai daerah penghasil migas karena keberadaan tiga unit Pertamina sekaligus.
Unit eksplorasi (hulu), unit pemasaran (hilir) dan kilang pengolahan BBM (Bahan Bakar Minyak) dengan keberadaan Kilang Balongan.
Keberadaan tiga unit Pertamina, menjadikan biaya hidup di Indramayu relatif lebih tinggi.
“Kami terbebani oleh branding Indramayu sebagai daerah tempat industri migas berada. Silakan cek, harga-harga di indramayu relatif lebih tinggi dibanding daerah lain,” tutur para buruh yang unjuk rasa menolak kenaikan UMK 6.5 persen.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.