CIREBON, SC- Pasca dilantik pada 7 Januari 2019 lalu, Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon periode 2019-2023, Dr H Sumanta MAg langsung merealisasikan program yang telah ia canangkan untuk menjadikan institut yang dipimpinnya ini menjadi lebih baik.
“Dari sisi program peningkatan kuantitas, saat ini yang paling diutamakan adalah infrastruktur, karena kita menerima mahasiswa yang sangat banyak. Dari yang sebelumnya sekitar 2 ribu, kini telah meningkat hingga lebih dari 3 ribu. Untuk itu infrastruktur ini sangat urgen,” kata Sumanta ketika ditemui di ruang kerjanya, Kamis (10/1/2019).
Salahsatu infrastruktur yang menjadi perhatiannya ialah peningkatan sarana ibadah, ruang kelas, dan fasilitas lainnya untuk menunjang kegiatan dan pelayanan di kampus ini.
“Untuk sarana ibadah itu sudah kami laksanakan. Nanti lahan di Indramayu (hibah dari Pemerintah Kabupaten Indramayu seluas 30 hektar untuk pembangunan kampus II) akan kita bentuk untuk pemakaiannya,” paparnya.
Selain itu, Sumanta juga menegaskan, birokrasi di lingkungan kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon harus semakin baik agar kualitas dan proses pelayanan yang diberikan kampus ini sesuai dengan apa yang diharapkan mahasiswa ataupun masyarakat pada umumnya.
“Birokrasi IAIN memang harus semakin baik. Di sini ada tenaga pendidik dan kependidikan. Untuk itu kami terus melakukan pembinaan dalam segi sumber daya manusianya, seperti melakukan works shop untuk para dosen, sedangkan untuk karyawannya ada pelatihan dengan melakukan diklat. Itu rutin kami lakukan,” ujarnya.
Terkait pesan Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin saat melantik dirinya yang salahsatunya menitikberatkan pada sisi akhlak, Sumanta mengungkapkan, hal itu merupakan amanah kepada dirinya untuk membentuk lingkungan IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjadi lebih Islami.
Menurutnya, akhlak adalah kebiasaan atau perilaku yang mencerminkan nilai-nilai keislaman. Sedangkan saat ini, kata Sumanta, banyak sekali perilaku yang tidak sesuai dengan hal tersebuut, seperti hoax, pornografi, radikalisme, dan kekerasan.
“Kita sendiri dituntut untuk mewujudkan hal itu (akhlak). Dan kami telah melakukannya, seperti pemberitahuan jadwal solat ketika tiba waktunya melalui pengeras suara yang sudah tersebar di berbagai sudut di kampus ini. Sebelum kegiatan dimulai, kita dibiasakan membaca alquran terlebih dahuli. Banyak sekali upaya yang sudah kita lakukan agar akhlak Islami ini dapat terwujud. Saya mengemban amanah untuk membentuk lingkungan IAIN ini menjadi islami,” pungkasnya. (arif)