PANGURAGAN, SC- Hari pertama masuk sekolah usai libur panjang Natal dan Tahun Baru 2019, seluruh siswa MTs Istiqomah Panguragan, Kabupaten Cirebon masih belum bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM), Rabu (02/01/2018). Pihak sekolah sengaja menjadikan hari pertama sekolah hanya untuk kerja bakti membersihkan empat ruang kelas yang selamat dari terjangan angin puting beliung pada 30 Desember lalu.
Diketahui, MTs Istiqomah merupakan satu dari dua sekolah di Panguragan yang terdampak angin puting beliung paling parah. Empat ruang kelas dan ruang guru termasuk ruang tata usaha hingga Rabu (02/01/2018) masih belum bisa ditempati.
Atap genteng sejumlah ruang tersebut hancur disapu terjangan angin puting beliung. Bukan hanya itu, pagar pembatas sekolah pun roboh dan atap WC juga hancur. Bahkan, salahsatu ruang kelas yakni ruang kelas 9A ambruk rata dengan tanah akibat amukan angin puting beliung tersebut.
“Sementara hari ini tetap masuk, karena hari pertama masuk sekolah. Tapi belum bisa belajar karena sedang pembenahan, beres-beres bangku dan bersih-bersih, mungkin besok lusa mulai belajar,” kata Kepala MTs Istiqomah, Drs H Agus Ghusaeri.
Menurut Agus Ghusaeri, untuk perbaikan atap sejumlah ruang sekolah yang mengalami kerusakan tersebut, dibutuhkan waktu 15 hingga 20 hari lamanya. Sehingga untuk proses KBM, pihaknya memberlakukan sistem shift.
Saat ini, lanjut Agus Ghusaeri, sumber dana yang terkumpul untuk perbaikan atap sekolah yang dihimpun dari internal sekolah baru senilai Rp5 juta. “Sementara kita urunan dengan para guru dan kerabat, sekarang sudah terkumpul Rp5 juta,” ungkapnya.
Padahal, sambung dia, dana yang dibutuhkan untuk perbaikan seluruh atap yang rusak bisa mencapai ratusan juta. “Untuk perbaikan atapnya saja anggarannya Rp100 juta sih lebih,” ujar Agus.
Beruntung, pada perbaikan sementara itu ada bantuan berupa genteng sebanyak 2.500 lembar dari salahsatu dermawan di wilayah Panguragan. “Bantuan genteng yang masih baru kami pasang untuk bagian depan sekolah. Itu pun kayaknya belum cukup,” kata dia.
Sementara untuk pembangunan kembali lokal yang ambruk, Agus memperkirakan anggaran yang dibutuhkan juga mencapai ratusan juta. “Untuk perbaikan sementara saya mengharapkan bantuan dari seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah,” tandasnya.
Ditambahkan, sebelumnya pemerintah sudah mendata kerusakan di sekolah tersebut. Sayang, hingga kemarin bentuk bantuan dari pemerintah belum juga datang.
Begitupun dengan pihak Kemenag, pada Rabu (02/01/2018) kemarin dikabarkan baru meninjau kondisi sekolah tersebut. Sehingga belum ada bantuan yang disalurkan ke sekolah tersebut.
“Kalau menunggu bantuan datang nanti keburu datang hujan lagi, jadi ya sudah kita lakukan perbaikan sementara sendiri,” ujarnya. (Islah)