SUMBER, SC – Salah satu makna yang terkandung di dalam Hari Dokter Indonesia adalah pengabdian terhadap bangsa dan negara. Artinya, melalui kode etik yang telah disusun oleh kedokteran etik Indonesia, Dokter harus selalu mengabdi kepada bangsa dan negara tanpa mengenal ras, golongan dan Agama.
Karena, misi kemanusiaan kedokteran yang utama adalah memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat agar masyarakat sehat. Salah satu Dokter pada Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, dr. Edi Susanto, mengatakan, saat ini dunia kedokteran dihadapkan dengan semakin banyaknya penyakit seiring bertambahnya penemuan-penemuan perihal tersebut.
“Sehingga diperlukan adanya kompetensi yang memang layak bagi dokter supaya lebih baru, baik dalam keilmuan maupun keilmiahannya untuk menghadapi era sekarang ini,” ujar dr. Edi Susanto, Rabu (23/10/2019).
Selain harus punya kompetensi, kata Edi, Dokter juga harus hati-hati agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti malpraktek. Bahkan berbagai hal lainnya yang berhubungan dengan perbaikan-perbaikan dalam system akreditasi dan keilmuan yang justru bisa mempersulit system dari Dokter itu sendiri. “Kebetulan masalah dokter ini memang luar biasa, kebutuhan dokter di Kabupaten Cirebon juga masih sangat kurang, dengan 60 puskesmas (yang ada) ini. Dokter yang melayani masyarakat masih kurang,” kata Kabid Kesehatan Masyarakat itu.
Menurut dr Edi, untuk memenuhi kebutuhan tersebut perlu ada tambahan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk bekerja di Puskesmas. Karena pelayanan dokter di pedesaan masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat. “Karena dokter ini sebagai penegak sehat bangsa. Supaya diagnosa, pengobatan dan semuanya bisa berjalan baik apabila ditangani oleh dokter,” paparnya.
Selain kekurangan Dokter untuk Puskesmas, Dinas Kesahatan Kabupaten Cirebon juga masih kekurangan fasilitas, terutama Puskesmas, salah satunya adalah Neonatal Intensive Care Unit (NICU). NICU adalah fasilitas persalinan gawat darurat bagi bayi yang baru lahir namun prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) atau lainnya. Fasilitas tersebut, diyakini akan bisa menekan angka kematian ibu dan bayi.
“NICU sangat minim, hanya beberapa yang ada di rumah sakit swasta dan rumah sakit pemerintah saja. Padahal kasus-kasusnya masih banyak, sehingga pemda harus segera membantu dalam penanganan (pengadaan) masalah fasilitas NICU ini,” tandas dr Edi.
Melalui Hari Dokter Indonesia ini, diharapkan akan semakin mempererat persaudaraan dan silaturahmi antar anggota IDI dan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat tanpa mengenal ras, golongan dan Agama. “Inilah bukti bahwa kita harus selalu mengabdikan diri kepada masyarakat, berbuat yang terbaik untuk masyarakat,” pungkasnya. (Islah)