Gedung Tidak Layak, Jumlah Pegawai Kalah Jauh dengan Lembaga dengan Tipe yang Sama
SUMBER, SC- Pasca Pemilu serentak 2019, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Cirebon akan mengedukasi siswa tingkat SMA melalui program Pemilihan Ketua OSIS (Pemilos) serentak. Ketua KPU Kabupaten Cirebon, H Sopidi mengatakan, kegiatan Pemilos dilakukan untuk memberi pemahaman praktik kepemiluan kepada para siswa.
“Kami akan mengembangkan kegiatan-kegiatan, seperti Pemilos serentak atau pemilihan ketua osis. Jangan sampai pengetahuan dan praktik tentang kepemiluan berbeda,” ujar Sopidi.
Selain Pemilos serentak, pihaknya juga akan membudayakan soal budaya menulis terkait kehidupan berdemokrasi dan kepemiluan. KPU akan memaksimalkan Rumah Pintar Pemilu (RPP) untuk proses pembelajaran pusat studi kepemiluan.
“RPP nantinya akan kami maksimalkan, sebagai proses pembelajaran pusat studi kepemiluan,” jelas Sopidi.
Ditambahkan, KPU juga punya pilot project tentang Desa Pelopor Demokrasi di Kabupaten Cirebon. Bukan hanya itu, KPU Kabupaten Cirebon juga akan mencoba menggandeng para aktivis perempuan peduli demokrasi.
“Karena partisipasi pemilih dan pemilih pemula di Kabupaten Cirebon adalah perempuan,” papar Sopidi.
Lebih lanjut Sopidi menambahkan, pasca Pemilu serentak KPU juga sudah mengumpulkan material bekas Pemilu untuk segera dilakukan lelang. Namun, karena kondisi gedung KPU tidak memadai, maka tumpukan material bekas Pemilu itu tampak menggunung dibagian belakang dan halaman depan KPU yang dinilai sangat mengganggu pemandangan.
Menurut Sopidi, sebenarnya gedung KPU Kabupaten Cirebon dengan kategori tipe A sudah tidak layak. Bahkan, bukan hanya kondisi gedung, jumlah ASN dan fasilitas yang ada di KPU juga masih kalah jauh dengan KPU lainnya dengan tipe yang sama.
Hal itu karena dukungan dari pemda masih sangat kurang. Sudah puluhan tahun KPU Kabupaten Cirebon tidak pernah mendapat hibah rutin dari Pemda. Namun, kondisi tersebut sudah dikoordinasikan dengan Pemda Kabupaten Cirebon melalui pengajuan proposal.
“Kami sudah coba koordinasi dengan pemda, karena sudah puluhan tahun belum dapat hibah rutin. Tapi masih dalam tahap pengajuan proposal. Kami berharap tahun 2021 sudah ada kejelasan,” terangnya.
Namun demikian, meski dalam kondisi seperti itu, pihaknya masih berbangga hati karena pelaksanaan Pemilu serentak berjalan dengan lancar dan sukses. Kalaupun ada kelemahan, diakui Sopidi, hal itu sebagai keterbatasan pihaknya.
“Kelemahan itu kami sadari betul bukan semata-mata faktor keterbatasan tetapi model pemilu serentak sangat luar biasa. Resikonya, yang kami hadapi ada 13 orang meninggal dunia. Tapi alhamdulillah kami juga mendapatkan pendampingan dan pengawalan yang luar biasa, khususnya aparat polresta cirebon yang cukup sigap,” ungkapnya. (Islah)