SUMBER, SC- Sejak tahun 2000 hingga 2019 ini jumlah warga Kabupaten Cirebon yang positif HIV AIDS sebanyak 1.993 orang. Sebelumnya, jumlahnya masih di angka 1.812. Dan di tahun 2019 ini ada penambahan sebanyak 181, sehingga jumlahnya naik menjadi 1993.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, Enny Suhaeni, mengatakan, jumlah tersebut didominasi oleh penderita dari kalangan usia produktif. Sedangkan faktornya, lebih didominasi karena Lelaki Seks Lelaki (LSL) dan jumlahnya mencapai 70 persen. “Faktornya, 70 persen karena LSL,” ujar Enny.
Dikatakan, Dinkes Kabupaten Cirebon sudah melakukan upaya melalui kerjasama dengan komunitas KPA dan PKBI. Dengan komunitas tersebut, Dinkes melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah, Institusi hingga di tempat-tempat hiburan.
“Dan pelayanan yang ada, dari tahun 2019 sudah ada 49 layanan. Diantaranya puskesmas, rumah sakit ada tujuh (layanan), di lapas 1 dan sisanya di puskesmas. Mudah-mudahan, kedepan tahun 2020 semua puskesmas sudah bisa melayani penderita AIDS,” kata Enny.
Enny menambahkan, Dinkes juga sudah punya inovasi baru yakni melakukan kolaborasi dengan Kemenag untuk memeriksa calon pengantin dan pasangannya di KUA. “Supaya kalau ada pasangan atau salah satunya yang positif (AIDS), secara dini kita bisa langsung menanggulanginya,” sambungnya.
Sebelumnya, peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) tahun 2019 tingkat Kabupaten Cirebon digelar dihalaman kantor Bupati Cirebon, Senin(9/12). Peringatan ditandai dengan penandatanganan komitmen oleh Bupati Cirebon dan seluruh kepala SKPD Kabupaten Cirebon, termasuk Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon. Selain itu, moment tersebut juga diwarnai dengan pelepasan balon ke udara dan jalan kaki masal.
Bupati Cirebon, H Imron Rosyadi, mengatakan, peringatan HAS yang diperingati secara serentak diseluruh dunia itu untuk mengingatkan bahaya AIDS serta pencegahan dan penanggulangannya di Indonesia. “Tema HAS, bersama masyarakat meraih sukses adalah suatu tema yang sangat luar biasa dan bisa mendorong kita untuk berani dalam bersikap, berani dalam menentukan pencegahan, penularan dan penanggulangan HIV AIDS dan berani berani menghadapi resiko atas perilaku kita,” kata Bupati.
Menurut Bupati, HIV AIDS merupakan virus ganas yang bisa melumpuhkan kehidupan, termasuk menjadi beban terhadap keluarga yakni anak dan keturunan yang akan lahir. Jika tidak ada langkah-langkah cepat dan tepat untuk mencegah dan menanggulangi sebelum mereka lahir, penularan virus tersebut tidak hanya membebani kehidupan satu orang atau kehidupan masing-masing keluarga, tapi juga akan membebani dan menggerogoti seluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat dan bangsa.
“Ada beberapa fakta untuk mengingatkan kita betapa besar dan seriusnya masalah AIDS yang memerlukan perhatian yang besar dan serius dari kita semua. Kita ketahui bersama bahwa cirebon adalah salah satu daerah transit yang sangat rawan terjadinya penularan karena banyak tamu dari daerah lain maupun dari luar negeri yang datang dalam rangka bisnis ataupun berwisata,” papar Imron. (Islah)